Lunarios || affair

4.8K 88 2
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

POV Dante

Sudah seminggu ini Dante tidak ke rumah sakit karena kesibukan menyita waktu. Banyak hal yang harus dia lakukan di kampus. Seperti ujian yang mana sebentar lagi Dante akan menjadi mahasiswa semester akhir. Tentu dia harus mengejar banyak materi untuk persiapan skripsi dan yang lain.

Hari ini Dante putuskan mengosongkan jadwal demi bertemu dengan sang ibu juga kekasihnya. Di temani Gerard mereka berdua sampai di lobi rumah sakit.

"Aku akan masuk menemui mama, kau mau ikut?" Tanya Dante melepas seatbelt.

"Menurutmu aku ikut kemari untuk apa? Berjalan-jalan?"

Dante hanya mendesis, dia lebih dulu turun dari mobil.

Saat dilobi ada sosok wanita yang selalu mengganggu geng elegante yaitu Calista. Wajahnya berbinar melihat Gerard ikut bersamanya. Bahkan Calista tidak malu melambaikan tangan berharap Gerard akan menyapa.

"Kau mendapat sambutan dari mantan jalang mu." Dante terkekeh menggoda Gerard.

Wajah Gerard berubah masam, berpura-pura tidak melihat Calista.

"Hai Gerard."

Gerard masih dengan wajah cueknya,
"Aku akan masuk lebih dulu."

"Gerard!" Panggil Calista,

Calista mendesis mencegah lengan Gerard saat akan pergi. Tak berselang lama seorang gadis memanggil nama Calista dengan nyaring.

"Dokter Calista."

Ketiganya menoleh, gadis itu adalah Luna yang datang dengan wajah datar. Gerard menatap Luna tanpa berkedip begitu juga dengan Dante. Mungkin karena penampilan Luna yang berbeda hingga membuat kedua pria itu menatapnya.

"Anda sibuk?" Tanya Luna

Calista mengangguk, "Ya."

"Kemarin anda menelfon jadwal minggu lalu akan diganti hari ini, anda tidak lupa bukan?" Ucap Luna.

"Ah shit!" Lirih Calista memegang pelipis.

"Sebaiknya kau tunggu di ruangan. Saya akan segera kesana." Ucap Calista pada Luna.

Luna pun berlalu tapi tatapan Gerard tidak bisa lepas. Dia terus menatap Luna hingga gadis itu masuk ruang konseling. Dante sampai harus memutus tatapan itu dengan lambaian tangan.

"Layani pasien sebaik mungkin." Ucap Dante mengingatkan.

Calista mendesis memutar bola matanya malas, "Gerard tunggu aku di ruangan Mrs. Ramirez. Aku akan kesana setelah semua selesai."

Calista berlalu menuju ruang konseling, tinggallah Dante juga Gerard.

"Kau mengenal gadis itu?" Tanya Dante

Gerard menggeleng,

"Lalu kenapa kau melihatnya seperti itu."

"Aku hanya penasaran seperti pernah bertemu sebelum ini."

Dante menepuk punggung kokoh itu, "Mungkin dia salah satu wanita yang pernah kau tiduri."

"What the fuck! Siapa pun dia, tidak penting bagi ku."

Gerard langung pergi untuk mengusir rasa penasarannya. Otak dan hati ingin mengingat gadis itu tapi logikanya menolak. Seorang Gerard tidak pernah mengejar wanita.

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang