Lunarios|| she is back

3.3K 88 8
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

Gerard berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Arell. Tangannya menyentuh pipi mengelusnya lembut.

"A-Arell,"

Wajah bangun tidur Arell membuat Gerard gemas, Arell tersenyum masam.

"Uncle datang untuk menjemput Arell bermain kan?"

Gerard masih saja diam, lidahnya mendadak sulit digerakkan. Apalagi setelah memegang kedua pipi Arell. Rasanya Gerard ingin menangis saat itu juga.

Berbeda dengan Luna yang mendadak panik melihat perubahan wajah Gerard, dia sedikit menarik bahu Arell agar posisinya tidak terlalu dekat.

"Maaf Gerard Arell tidak bisa kemana-mana."

"Tapi auntie.."

"Arell!"

Arell merajuk wajahnya menjadi murung dengan bibir manyun.

"It's okay, kita akan pergi lain kali. Uncle janji." Gerard mengeluarkan kelingkingnya dan disambut oleh Arell dengan senyum tipis.

"Sebaiknya anda pergi lebih dulu, saya akan mengantar Arell ke tempat Mey."

"Saya ikut dengan mu."

Luna menaikan kedua alis,

"Maksud saya seperti ini, kau belum tahu lokasinya jadi biar kita berangkat sama-sama." Jelas Gerard tidak ingin ada salah paham.

"Baik, tapi beri saya waktu tiga puluh menit untuk menunggu Mey."

"Of course,"

Arell mengayunkan tangan Luna memintanya untuk menoleh, "Auntie auntie kenapa uncle ini tidak di suruh masuk?"

"Oh iya lupa. Silahkan masuk."

Luna lebih dulu masuk tidak mempedulikan Gerard yang masih di luar bersama Arell.

"Luar biasa kecerdasaan mu Rell." Batin Gerard menuntun Arell masuk.

"Saya akan bersiap, anda bisa menunggu disini."

"Okay."

Gerard duduk bersama Arell di ruang utama sedang Luna naik ke lantai dua untuk siap-siap.

"Arell, boleh uncle bertanya?"

"Tentu,"

"Apa selama ini Arell tinggal dengan auntie Mey?"

Arell mengangguk,

"Kalau auntie Luna?"

Arell mengangkat kedua bahunya, "Arell bertemu auntie Luna baru beberapa kali."

"Luna, kenapa kau menelantarkan anakmu sendiri? Sebenarnya apa tujuanmu?" Batin Gerard

Rasanya Gerard ingin marah karena sikap Luna yang terkesan menelantarkan anaknya tapi disisi lain, Gerard hanya bisa diam karena masih berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

Gerard ingin Luna menceritakan sendiri bagaimana asal-usul Arell, Gerard ingin mendengar dari mulut Luna bukan orang lain.

"Arell sini duduk dipangkuan uncle."

Arell pun menurut, mereka seperti kakak beradik yang memiliki wajah sangat mirip.

Kedua mata Gerard celingukan melirik kanan dan kiri memastikan keadaan aman. Dia mengambil gunting kecil yang ada disaku jas untuk memotong rambut Arell.

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang