Bab 3(Alvaro meninggal)

55 5 6
                                    


Dua hari kemudian Nara dan Alvaro sudah siap dengan beberapa koper untuk di pindahkan ke rumah barunya.
Rumah yang mereka tempati tidak begitu jauh hanya butuh sekitar kurang lebih lima belas menit menggunakan mobil. Alvaro memang sengaja memilih tanah yang dekat dengan rumahnya, agar jika mereka rindu, mereka akan mudah bertemu. Dan Alvaro berharap jika ia memiliki anak, anaknya tidak akan kekurangan kasih sayang dari kakek dan neneknya. Ummi Salma berpesan kepada Alvaro untuk menjaga Nara dengan baik.

"Perlakukan Nara dengan baik, dia meninggalkan keluarganya untuk untukmu."

"Ya Ummi," jawab Alvaro.

"Ingat semarah apa pun kamu, kamu tidak boleh main tangan, Abah tidak mengajarkan itu sama kamu," sambung Abah Yasri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingat semarah apa pun kamu, kamu tidak boleh main tangan, Abah tidak mengajarkan itu sama kamu," sambung Abah Yasri.

"Sebenarnya anaknya Ummi sama Abah Al apa Nara?' sahut Alvaro karena keduanya orang tuanya yang begitu perhatian pada istrinya itu.
Semuanya jadi tertawa akan ucapan Alvaro itu.

"Ya sudah kami berangkat," pamit Alvaro seraya meraih tangan kedua orang tuanya itu kemudian di ikuti Nara yang juga mencium kedua tangan mertua nya.

Pembantu rumah nya pun ikut Alvaro dan Nara ke rumah barunya. Awalnya Nara menolak namun Ummi Salma tidak ingin Nara terlalu lelah mengurus rumah dan butuh orang yang bisa di percaya untuk membantunya. Sedangkan ummi Salma akan mencari pembantu baru. Tak butuh waktu yang lama Alvaro dan Nara telah sampai di rumah barunya. Sederhana namun terkesan mewah.

"Ini sangat bagus mas," ucap Nara penuh takjub sambil melihat dekorasi rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini sangat bagus mas," ucap Nara penuh takjub sambil melihat dekorasi rumah mereka.

"Syukurlah jika kamu menyukainya, ini hasil tabunganku dari penghasilan tempat cuci mobil dan motor," jawab Alvaro.

Nara kaget karena sebelumnya Alvaro tidak pernah menceritakan jika dia punya usaha cuci mobil.

"Aku memutuskan untuk mengajar tapi aku tahu kebutuhan jaman sekarang sangat lah tinggi jadi ketika aku lulus kuliah dan berhenti dari pesantren aku meminjam uang kepada Ummi dan Abah untuk membuka usaha itu," jelas Alvaro.

Nara semakin bangga kepada suaminya itu yang tidak hanya mengerti soal agama namun ia telah memikirkan banyak hal untuk masa depannya yang memang jika hanya mengandalkan hasil mengajar nya itu mungkin tidak akan cukup. Nara tidak masalah jika hanya mengandalkan hasil dari mengajar Alvaro namun tidak di pungkiri jika kebutuhan jaman sekarang yang terus melambung tinggi itu tidak akan baik jika suatu saat keduanya telah memiliki seorang anak. Dan sebisa mungkin mereka akan memberikan pendidikan yang baik untuk calon anak mereka.

Jalan Surgaku [Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang