Bab 11 Hari pertama Arkan mengajar)

37 5 0
                                    

      Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen.
Bisa koreksi jika ada kesalahan 🤗

     Setelah sekitar kurang lebih tiga puluh menit Arkan sudah di sampai di UNSUB (Universitas Subang). Ia mulai turun dari mobilnya hitam yang biasa ia gunakan dan melihat ke arah gedung kampus yang mana dulu adalah tempat ia menimba ilmu dulu untuk S1 nya.

Ia mulai berjalan menuju gedung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mulai berjalan menuju gedung. Terlihat semua mata para gadis terarah kepadanya. Banyak yang mengira jika pria berkulit  putih dan  berhidung mancung yang berusia 29 tahun itu  akan menjadi mahasiswa baru disana. Usia yang cukup muda dan di tambah parasnya yang menawan hingga di sebut Gus Korea oleh para santri tentu hal yang wajar jika mereka beranggapan seperti itu. Para mahasiswa-mahasiswi disana mulai bergosip dia akan masuk ke jurusan apa.
“Tapi bagaimana mungkin mahasiswa berpakaian rapi seperti itu?” papar salah seorang mahasiswa itu.
“Bilang saja kamu iri takut tersaingi oleh mahasiswa baru itu,” sahut seorang mahasiswi itu.
Saat jam pelajaran di mulai, kelas pelajaran agama Islam di kejutkan dengan masuknya Arkan ke dalam kelas mereka. Dan mereka lebih terkejutnya saat Arkan memperkenal dirinya bahwa ia akan menjadi dosen baru yang mengajar tentang agama. Ya Arkan Habri Waldan adalah dosen baru di Universitas Subang itu.

“Kenapa ustadz berbeda sekali dengan ustadz sebelumnya?” ucap salah satu mahasiswi disana dan berhasil mengundang tawa semua orang di kelas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa ustadz berbeda sekali dengan ustadz sebelumnya?” ucap salah satu mahasiswi disana dan berhasil mengundang tawa semua orang di kelas itu.

“Maksud saya Ustadz sangat muda,” lanjut nya.

Arkan hanya tersenyum.
“Ustadz kuliah dimana dulu?” tanya Carissa, mahasiswi paling narsis di kelas itu.

“Saya kuliah disini dulu, tapi S2 saya kuliah di Kairo.” jelas Arkan.

“Ustadz blasteran mana? Boleh minta nomor WA nya?” tanya Carissa membuatnya mendapatkan banyak sorakan seisi kelas.

“Nanti saya tanya ke istri saya dulu.” tutur Arkan sambil membuka buku pelajarannya.

“Ya Ustadz sudah punya istri,” keluh mereka.

Arkan menyuruh mereka untuk fokus pada pelajaran.

“Tak apalah meski sudah beristri setidaknya bisa buat mata ini melek melihat Ustadz Arkan di kelas.” Ucap Carissa.

Jalan Surgaku [Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang