BAGIAN 01
SEBELUM FAJAR
©NAYLTAE
2023.
.
.
"SEBELUM berangkat, kita berdoa menurut agama masing-masing dulu. Doa paling utama, semoga kita selamat pas berangkat maupun balik. Menang nomor dua."
"Menang yang utamalah!"
Arjuna, kapten tim nasional putra voli pantai, berdiri di sentral lingkaran teman-temannya. Sebagai seorang kapten, memimpin dan memastikan teman-temannya ingat Tuhan sebelum berangkat adalah tugas penting yang harus dia laksanakan. Tentu saja, kedekatan hubungan antara mereka terkadang membuat Arjuna kewalahan menanggapi orang seperti Tama.
"Selamat dulu, baru bisa menang. Kalo enggak selamat, apa bisa menang?"
"Buruan doa. Gue keburu mules di pesawat." Hadyan menimpali.
"Yok, buruan! Paling enggak enak mules di pesawat." Arjuna memberi instruksi lewat tepukan tangan satu kali. "Semuanya, berdoa mulai!"
"Berdoa selesai."
Seluruh anggota tim mengangkat kepala. Arjuna masuk ke dalam formasi lingkaran dan seperti biasa, memposisikan telapak tangannya di tengah lingkaran untuk melakukan salam tim mereka. "Tim Cakrawala, gue harap kita semua tetep akur seenggaknya sampe selesai pertandingan. Ributnya di asrama aja, gue pusing ngurus kalian kalo sampe ribut di perjalanan. Ini waktunya kita kompak."
"Siap, Bang. " Masih orang yang sama, Tama.
"Gue serius, Tama." Arjuna melirik jenuh. "Sebelum berangkat, tujuan kita adalah selamat. Setelah selamat sampai di tempat, tujuan kita selanjutnya adalah ngasih performa terbaik, setelah ngasih performa terbaik,ㅡ"
"Kita menang, yey!" Julian memutar bola mata. "Pesan lo tiap menjelang pertandingan template, ya?"
"Biar lo pada enggak lupa. Ini penting soalnya." Arjuna menarik tangan rekan terdekat untuk menjulur di atas punggung tangannya. "Semuanya! Tim Cakrawala! Juara!"
Lingkaran kemudian bubar secara teratur. Satu persatu anggota tim mengemas barang-barang sederhana mereka serta menggandeng koper bawaan. Pertandingan kali ini dilaksanakan di Manila. Selama satu bulan (jika lancar dan tidak tereliminasi) dua tim nasional putri dan putra akan berjuang mengantongi medali emas.
"Kayak kita bakal juara lagi aja."
"Tahu. Kebanyakan kompak tapi nggak menang-menang. Bacot doang kapten lo."
Berjalan keluar dari asrama, Arjuna dengan jelas mendengar kalimat itu meski dikatakan secara berbisik. Semenjak mereka gagal membawa pulang medali di pertandingan internasional tahun lalu, kemampuannya sebagai seorang kapten mulai diragukan. Sebagian besar anggota tim menyarankan untuk melakukan reshuffle kapten, semata-mata agar ada orang lain yang dapat memberi strategi pasti untuk menjamin kemenangan mereka.
Arjuna sambil memikul tasnya yang berat menghela napas. Ada kalanya dia merasa lelah, sangat lelah, hingga ingin secara sukarela melepas posisinya sebagai kapten. Namun melihat bagaimana rekan satu timnya bersikap, Arjuna merasa bahwa tak ada lagi yang lebih pantas menjadi kapten selain dirinya.
"Woy! Jalan sendirian aja lo." Di tengah gundahnya, seseorang datang sambil merangkul pundaknya.
Rangga. Mungkin satu-satunya orang yang sampai saat ini masih dengan tulus menerimanya sebagai kapten. Arjuna tidak yakin dengan hal itu. Tidak ada yang bisa menebak bagaimana isi hati setiap orang, sebab siapapun bisa jadi pengkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Fajar
FanfictionCakrawala dan Arunika adalah sebelum fajar yang menanti fajar. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka belajar bagaimana ego dikesampingkan demi menyelamatkan nyawa. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka merasakan setiap rintangan seolah benang yang men...