BAGIAN 25
SEBELUM FAJAR
© NAYLTAE
2023.
.
.
SYUKURNYA perkiraan mereka tentang hujan yang mungkin akan kembali turun malam ini tak terjadi. Syukurnya lagi, Julian berhasil menyalakan api unggun dengan kayu lembab tadi sore. Berkumpulnya mereka di atas pasir melingkari api unggun adalah pemandangan yang amat menghangatkan. Rasa-rasanya dibanding terdampar, mereka kini justru terlihat seperti tengah berkemah.
Sore tadi ditutup dengan keseruan semua orang ketika berburu ikan. Julian dan Arjuna sebagai dua orang yang sudah terlatih mengajari teman-temannya trik yang ampuh untuk mendapatkan tangkapan besar. Kini, Julian tak lagi menyembunyikan keinginannya untuk dekat dengan Arjuna lewat ruat gengsi dan jutek. Secara terang-terangan dia tertawa bersama pria itu.
"Tinggal di sini enggak seburuk itu, 'kan." Sambil mengunyah, Julian bicara. "Gue dan Rangga yang pertama kali nemuin tempat ini, asal lo semua tahu."
"Gue." Amel menyahut cepat.
Yang lain tertawa, termasuk Hadyan yang spontan memukul bahu Julian. "Sorry banget, tapi lo bukan pemeran utama di sini."
Sambil bersungut-sungut, Julian menjauhkan jaraknya dari Hadyan. "Apaan, sih. Amel juga bukan."
"Udah, gue pemeran utamanya. Gue kaptennya."
Jawaban Arjuna sukses menelan riuh dan mengubahnya menjadi hening. Tentu saja, Arjuna kebingungan dengan respons ini. Secara bergantian dia menatap teman-temannya yang sebagian menunduk, dan sebagian lagi balik menatapnya. "Kenapa pada diem? Emangnya gue salah ngomong, ya?"
Julian jadi yang paling pertama berdeham dan membuka suara. "Gue mewakili mereka-mereka, anggota Cakrawala, mau ngucapin maaf yang sebesar-besarnya karena selama ini enggak menghormati lo sebagai kapten. Yah, terutama gue. Pasti enggak gampang jadi kapten, apalagi harus berhadapan sama anggota yang sama sekali enggak pernah dukung lo. Lo enggak pernah cacat sebagai kapten, Jun. Lo kapten yang keren."
Semenjak terdampar di tempat ini, entah kenapa Arjuna jadi mudah sekali terharu. Matanya bahkan mulai berair dan siap menangis setelah mendengar pengakuan Julian. "Kenapa jadi sesi maaf-maafan gini, sih? Santai aja, kali. Lagian kalian juga tahu dari awal gue yang salah."
"Iya, tapi enggak seharusnya kami terus-terusan nyalahin lo buat kejadian itu," lanjut Julian. "Lo udah minta maaf buat itu, dan sekarang giliran kami yang minta maaf."
Andai Julian tahu, yang ada pikiran Arjuna saat ini adalah betapa dirinya merasa malu atas pria itu. Mendengar alasan kenapa pelatih memilihnya menjadi kapten, sungguh Arjuna merasa dirinya tak pantas jika dibandingkan dengan Julian yang memiliki segala kualifikasi sebagai seorang kapten. Betapa Arjuna malu mendengar permintaan maaf dari orang yang seharusnya berada di posisinya saat ini.
"Kalo kalian ngerasa bersalah, jangan minta maaf, itu yang gue mau," Arjuna menatap Julian. "Apalagi lo, Julian. Seharusnya gue yang minta maaf."
"Udah-udah, Arjuna mah pemaaf, kalian semua udah dimaafin." Hadyan tak suka suasana ini. "Gimana kalo sekarang kita omongin ibunya Arjuna aja? Terakhir kali gue berniat dateng ke konsernya di Malaysia tapi enggak jadi karena kita keburu terdampar di sini."
"Astaga..." Arjuna menutup wajahnya. "Enggak usah ngomongin ibu gue, deh. Enggak penting."
"Dih? Kenapa? Ibu lo idola semua kalangan, termasuk gue." Kali ini Iqbal turut menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Fajar
FanficCakrawala dan Arunika adalah sebelum fajar yang menanti fajar. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka belajar bagaimana ego dikesampingkan demi menyelamatkan nyawa. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka merasakan setiap rintangan seolah benang yang men...