BAGIAN 09
SEBELUM FAJAR
©NAYLTAE
2023.
.
.
MALAM itu, Arjuna dilanda kebimbangan luar biasa. Antara pergi meninggalkan Iqbal dan kembali berlari menuju Sehan, atau tetap di sini menemani Iqbal yang sendirian. Di tengah hutan sana, Sehan tengah sekarat. Seandainya dia tak segera membawa sesuatu untuk merawat Sehan, nyawa pria itu bisa saja benar-benar hilang. Namun, dia mana bisa meninggalkan Iqbal yang tak waras sendirian di tempat ini?
"Bal, pegang tangan gue. Bisa, 'kan?" Arjuna mengarahkan tangan Iqbal untuk menyentuh tangannya. "Gue manusia, 'kan? Enggak perlu takut."
Dibanding beberapa menit lalu, saat ini Iqbal sudah lebih tenang. Pria itu tak lagi menjerit histeris dan mengusirnya meski masih tak mau bicara dan diajak pergi. Arjuna memeras otak. Namun satu-satunya cara untuk menyelamatkan Sehan dan Iqbal sekaligus adalah dengan membawa Iqbal ke dalam hutanㅡbertemu dengan rekan-rekan lainnya.
"Tadi lo ngapain di sana?" Arjuna masih nerusaha mengajak Iqbal bicara. "Nyari sesuatu?"
Lagi, Iqbal sama sekali tak meresponsnya. Dengan bantuan sinar bulan, Arjuna bisa melihat Iqbal masih ketakutan. Pria itu awas menatap sekeliling, seolah sewaktu-waktu akan ada sesuatu yang menghajarnya. Dalam waktu tiga hari, kejadian ini tak hanya merenggut nyawa orang-orang, melainkan juga jiwa.
"Bal, gue harus nyari sesuatu di sana. Gue tinggal di sini dulu enggak apa-apa, 'kan?"
Kali ini, Iqbal memberikan atensinya kepada Arjuna. "Lo beneran Arjuna, 'kan?"
Arjuna mengangguk.
"Sorry." Iqbal menunduk. "Gue enggak nemuin siapapun hidup setelah sadar, mereka semua mati, cuma gue yang hidup. Tiga hari gue bertahan sendirian. Gue takut, Jun. Gue hampir gila karena selalu kebayang suara-suara kalian, mayat-mayat semua orang..."
Arjuna mengerti, sebab dia pun sama takutnya dengan Iqbal. Namun, dia masih bersyukur menemukan Sehan dan Nadhifa yang juga selamat saat dirinya sadar. Membayangkan Iqbal hidup sendirian selama tiga hari dalam ketakutan, wajar menemukan pria itu dalam kondisi jiwa yang tak baik-baik saja. Iqbal jelas sangat ketakutan.
"Sekarang mau ikut gue?"
Iqbal dengan sisa takutnya masih bimbang. "Ada yang lain juga? Yang lain selamat?"
Sambil tersenyum, Arjuna mengangguk. "Iya, yang lain juga selamat, dan enggak menutup kemungkinan kita bakal ketemu lebih banyak orang setelah ini."
Maka dengan berat, Iqbal berdiri. Dengan kabar yang diberi oleh Arjuna, meski tak banyak mengurangi rasa takutnya, Iqbal bersyukur sebab kini ada orang lain yang menemaninya.
Mereka kembali menapaki titik itu. Mencari-cari yang dibutuhkan di antara banyak barang berserakan sambil menahan napas sebab bau busuk mulai menguar dari jasad rekan-rekannya. Sedangkan Iqbal menunggu di sisi batu tanpa bergerak, Arjuna secepat mungkin menyingkirkan sampah pesawat untuk menemukan kotak P3K yang kemarin dia lihat.
Arjuna nyaris menjerit saat kakinya tak sengaja menginjak tangan jasad di bawahnya. Barang yang dicari sudah ditemukan, dia juga membawa beberapa barang lain seperti senter, kain yang basah, dan beruntungnya, juga beberapa botol air mineral. Mengumpulkan semuanya dalam pelukan, Arjuna segera menghampiri Iqbal dan berjalan cepat meninggalkan tempat itu.
"Kita mau ketemu siapa?"
"Sehan, Julian, sama Nadhifa," jawab Julian di tengah sisa ketakutan.
"Ternyata banyak yang selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Fajar
FanfictionCakrawala dan Arunika adalah sebelum fajar yang menanti fajar. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka belajar bagaimana ego dikesampingkan demi menyelamatkan nyawa. Di pulau tak berpenghuni itu, mereka merasakan setiap rintangan seolah benang yang men...