bab 20.

1.3K 153 85
                                    

Balik lagi semuanya, semoga masih suka ya dengan cerita aku.

Jangan lupa vote dan komen.

Happy Reading

.
.
.

Pagi ini kali pertama Tine sangat ingin ikut dengan suaminya. Maf jelas senang saja karena inilah yang memang ia inginkan, ingin selalu dekat dengan istrinya, namun melihat bagaimana istrinya terlalu cemburu kemarin lumayan membuatnya sedikit ngeri-ngeri sedap, tapi baginya untuk apa ia takut, toh Maf tak melakukan apa yang Tine pikirkan.

Sesampainya di kantor, Tine masih cemberut dari kemarin.

"Sayang, sudah dong cemberutnya, masa gitu terus dari kemarin, Mas itu nggak ngelakuin seperti yang kamu-"

"Hmmm, aku tau!" potong Tine masih malas.

"Gitu ngomong yang sopan sama suaminya!" tegur Maf.

"Maaf, aku pasti buat kamu kesal karena terlalu cemburu, iya kan, Mas?" ucap Tine menunduk.

"Mas nggak marah kok kamu cemburu sama Mas, Mas marahnya nada kamu itu ngomong gimana sama Mas tadi."

Tine meresapi omongan suaminya, memang ada benarnya, sejak kemarin Tine selalu ketus pada Maf.

"Aku minta maaf ya, Mas," ucap Tine sungguh-sungguh. Ia mengambil tangan suaminya dan menciumnya di punggung tangan.

Maf sadar ucapannya tadi sudah membuat sang istri bersedih, Maf angkat dagu yang sedang menunduk itu agar mata mereka bertemu, mata Tine sudah berkaca-kaca seperti ingin menangis.

Maf usap tuas yang lembut tersebut. "Mas tau kamu kepikiran, tapi Mas nggak ngelakuin apa yang kamu pikirkan, maaf jika Mas terpancing tadi."

"Enggak, Mas. Mas nggak salah kok aku yang salah karena menuduh Mas ya iya-iya."

"Lah kok iya-iya? "

"Abis itu ...," ucap Tine menenggelamkan kepalanya di dada suaminya.

Maf usap lembut punggung itu agar lebih nyaman. "Mas bingung deh sama pikiran kamu."

Lama istrinya menyembunyikan wajahmu di sana hingga Tul masuk untuk menjemput Maf mengikuti meeting pagi ini.

"Upps, sorry, saya tidak tau anda bersama istri an-"

"Pak Tul aku boleh bicara sebentar?" tanya Tine tiba-tiba bangkit.

Maf melihat istrinya pergi setelah pamit dengannya, ia tak berpikir panjang pasti istrinya masih penasaran dengan temannya yang istrinya cemburui kemarin.

"Benar, Tuan Tine. Amanda itu cuma teman kami dan kemarin dia ke sini cuma ada urusan bisnis kok, kan Pak Maf sudah tunjukkan juga CCTV-nya, lagian Amanda juga sudah punya suami. Dan satu lagi saya pastikan Pak Maf itu orang yang paling setia, karena saya sudah berteman dengannya hampir sepuluh tahun Tuan."

"Hmmm aku tau, Pak Tul. Aku boleh minta tolong?"

"Apa? Katakan saja."

"Bisa panggil aku jangan formal kali, beberapa kali aku dengar Pak Tul memanggil suami aku non formal. Tine juga mau di panggil seperti itu." Tine mengatakan itu dengan raut yang sangat menggemaskan hingga sesuatu berdebar di balik diri seseorang.

SS CHAT 59

SS CHAT 59

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang