bab 39

841 159 30
                                    

Sebelum baca, selalu Nana minta vote dan komennya 🙏🙏

Tine gelisah saat tidur, meski ini bukan kali pertama, tapi kali ini lumayan parah membuat Maf berjaga semalam menjaga posisi istrinya yang lasak.

"Kenapa hmm?" tanya Maf melihat Tine membuka matanya lagi.

Tine duduk secara perlahan dengan wajah yang lumayan ditekuk membuat Maf ngeri-ngeri sedap, apa karena dia yang mengobrol lama bersama Amanda, Tul dan Bright tadi siang. Sehingga Tine berpikir yang tidak-tidak lagi dengan Amanda seperti yang terakhir kalinya. Tapi kali ini bukankah Maf tidak berduaan saja dengan Amanda. Ada Tul bahkan Bright juga.

Sungguh mereka hanya membicarakan tentang bisnis, meski mereka lupa waktu sehingga mengakhiri obrolan tersebut lumayan sore.

Saat Maf menjemput istrinya, wajah Tine sudah seperti ini hingga sekarang, sampai membuat Tine gelisah saat tidur.

"Mas salah ya, Mas minta maaf ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas salah ya, Mas minta maaf ya ... ," ucap Maf lagi melihat Tine hanya menghembuskan nafasnya beberapa kali.

"Kenapa Mas minta maaf sih? Emang Mas salah apa?"

"Itu tadi Mas meeting-nya pasti lama. kan."

"Owh, sama Amanda ...," ucap Tine semakin malas, jika benar yang Win katakan, ia sungguh takut sekarang, melihat sebelum melahirkan saja tubuhnya sudah seperti bola apalagi setelah melahirkan, tentu berat badannya bertambah. Hal itu diperyakin dengan menjelajahi google siang ini bersama Win, membuat Dian tak habis pikir kenapa Tine dan Win se-overthinking ini.

"Kamu kenapa sih? Jangan cemberut loh, nanti jelek."

"Jelek? Aku pasti sudah jelek, kan!" ketus Tine atas godaan suaminya tadi, sungguh Maf hanya bercanda tadi, kenapa Tine menanggapinya dengan serius.

"Mas cuma bercanda, sayang. Siapa bilang kamu jelek kamu yang paling cantik di dunia ini."

"Mas buta! Sejak kapan aku cantik! Aku cowok loh! Jangan-jangan Mas memikirkan kecantikan Amanda, kan!" tuduh Tine dengan pikiran kalutnya.

"Astaga, Tine? Sapai kapan sih kamu berhenti cemburu pada Amanda? Mas sama Amanda itu cuma teman, nggak lebih!" ucap Maf terpancing istrinya selalu menuduhnya setelah ia dan Amanda bertemu.

"Hiks ... hiks ...," tangis Tine, tiba-tiba suaminya bicara dengan nada tinggi padahal Tine sejak tadi membentak suaminya terus.

"Ha ... nangis, kan? Gitu terus? Mas serba salah, Mas males deh kalau kayak gini, hey, sayang ...," ucap Maf mencoba meraih istrinya untuk menghentikan tangis yang membuatnya sangat sakit juga.

Tine menghindar saat suaminya ingin memeluknya untuk berbaikan.

"Tine ... Kamu lupa ya pesan Dokter Nana, jika ibunya bersedih anak kita juga ikutan sedih."

"Aku bukan Ibu! Kau tidak lihat, Mas!" bentak Tine sambil menangis.

"Ya sudah. Bubu, Bubu deh, hey Bubu kenapa sih? Pasti ini bukan karena Amanda saja, gini aja deh, biar kamu senang Mas putus kontrak saja sama Amanda biar nanti Mas di denda 20 miliar."

MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang