bab 33

1K 151 44
                                    

Malam-malam, haduh gimana in sebentar lagi Ramadhan, dan sepertinya aku tidak akan up, so tunggu aku come back lagi ya phi, ini mungkin akan menjadi up terakhir ku.

Jadi jangan lupa tinggalkan pendapat, aku akan mempertimbangkannya 😍😘😍😘

Happy Reading ....

"Pak Maf, Tuan Tine?" kaget Dokter Nana dengan kehadiran mereka, padahal baru kemarin Tine baru kembali dari rumah sakit ini.

"Dok, tadi istri saya kayak ada yang aneh di perutnya, kayanya ada yang gerak-gerak, coba Dok periksa, saya takut, soalnya, semalam sedikit hilang kontol, eh, astaga, KONTROL ... maaf, Dok. Saya panik."

Dokter Nana terlihat bingung dengan pasangan manis ini, mereka benar-benar  tak tau apa-apa? Membuatnya sedikit gemas apalagi Tine, laki-laki cantik itu selalu memasang wajah polos melihat suaminya menjelaskan apa yang terjadi di setiap saat.

"Pak Maf, Tuan Tine. Saya senang akhirnya kalian berdua melakukannya juga, bagaimana, apa sekarang ada keluhan?"

"Dok ... yang kayak saya bilang tadi? Tadi pagi gini- "

"Pak, coba tenang, tarik nafasnya lalu keluarkan."

Tut ...

"Eh! Eh! " Kaget Dokter Nana dan Tine bersamaan, karena Maf kentut barusan.

"Eh maaf, Dok. Karena terburu-buru saya jadi mules gini. Aduh ...," ucap Maf hanya sedikit malu tapi lebih besar rasa khawatirnya.

"Pak Maf, jangan terlalu stres, emang gerakan apa yang Tuan Tine rasakan pagi ini?"

"Anu, Dok. Kayak blup blup blup gitu, seperti ada gelombang, aduh pokoknya kayak dug ... dug ... dug ...," jelas Tine tak bisa menggambarkannya.

"Itu suara detak jantungnya, Tuan Tine."

"De-tak jan-tung?"

"Iya, Pak Maf. Bapak mau mendengarnya?"

"Bi-bisa, Dok?"

"Tentu, Pak."

Dokter Nana memasangkan teleskop ke kuping Tine maupun Maf.

Dug ... Dug ... Dug ...

Detakan pelan namun manis berasal dari perut Tine, sungguh itu pendengaran yang luar biasa untuk keduanya. Suara jantung sama dengan suara pianis yang merdu membuat haru 4 mata yang saling pandang.

"Astaga, Tine. Kenapa, ada apa ini, kenapa kalian menangis?" Abdi datang menerobos masuk ruangan Dokter Nana bersama istrinya, tampak pasangan yang sudah berumur itu begitu menunjukkan rasa khawatir.

"Dok, kenapa dengan menantu saya? Ada apa dengannya padahal kemarin katanya sudah tidak apa-apa? Lalu kenapa terbaring di sini lagi?"

"Tenang, Pak, Buk? Tuan Tine tidak apa-apa kok, tadi Tuan Tine hanya terkejut merasakan detak jantung bayinya di dalam perut," jelas Dokter Nana langsung membuat pasangan yang berumur itu menghela nafas lega.

"Jadi cucu saya baik-baik saja, kan?" tanya Abdi berjalan mendekat ke arah Tine dan Maf di sampingnya.

"Minggir kau! Papa juga mau dengar suara jantung cucu Papa," usir Abdi pada Maf yang langsung sewot.

"Kok Papa ngusir gitu sih! Aku belum puas loh dengarinnya!"

"Ah, kau kan bisa setiap hari, sana dulu!"

"Papa!"

"Maf, sana nggak!"

"Mas ..." potong Tine melihat suaminya dan Papa mertuanya tak ada saling mengalah.

MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang