bab 38

932 136 17
                                    

Nana kembali. Sebenarnya Nana sudah gatal ingin up dari kemarin. Sayangnya Nana berada dalam fase liburan. Yang sialnya tidak ada sinyal. Sehingga kesempatan untuk Nana memberikan bacaan kepada Phi Phi reader tercinta sedikit terhalang.

Semoga Phi Phi mengerti dan memberikan Vote serta komennya untuk Nana.

Selamat membaca....

"Sayang sampe kapan sih kamu diamin Mas? Baby-nya kangen sama Baba loh," ucap Maf memeles menjulurkan tangannya untuk menyentuh perut Tine.

"Is, Mas sana deh! Aku sesak loh! Ini kenapa nggak bisa di kancing lagi."

"Astaga, ini nggak muat lagi, sayang. Kita ke mall yuk beli perlengkapan kamu," ajak Maf, ia baru mengingat pakaian Tine semuanya sudah mulai sempit saat istrinya sekarang sudah mengandung 6 bulan.

"Mas mau bilang aku gendut!"

"Bukan, kan bayinya tumbuh, lihat sekarang perutnya sudah besar, kita beli baju baru mau ya, ke mall loh."

"Jangan mengalihkan aku! Aku masih marah ya sama kamu!" ucap Tine menulak suaminya.

"Tine, Mas sekarang yang marah ya! Gitu nada ngomong sama suami? Mas baikin kamu, tapi kamu semakin mgelunjak, ya sudah Mas nggak izinin selamanya, nggak boleh ketemu sama Win lagi!"

"Ih kok gitu? Mas aku kan cuma ..."

"Cuma apa? Cuma mau nangis?" tanya Maf, Tine menunduk, jelas saja mata Tine berkaca-kaca.

"Bukannya Mas ngelarang kamu buat ketemu Win, tapi ini terlalu sering loh, masa weekend juga mau menghabiskan waktu bersama Win, bukannya sama suaminya sendiri?"

Begitulah sejak mereka bertemu, Win dan Tine semakin akrab setiap hari membuat para suami mengeluh, perhatian keduanya teralihkan sekarang.

"Dulu di suruh cari teman! Sekarang giliran aku sudah punya teman Mas malah ngelarang aku ..."

"Mas nggak ngelarang, Tine! Mas cuma ngebatasi, Win itu punya suami, semenjak kalian temanan, kami sering di anggurin loh."

"Kapan? Tiap malam Mas minta jatah kok, kapan aku anggurin, Mas?"

"Bukan tentang sex saja sayang, memperhatikan suami itu harus semuanya."

"Aku udah perhatian sama, Mas. Makan aku ambilin, baju aku siapin, trus celana dalam Mas juga aku cuciin. Dan yang lebih parah eek aja, aku temanin."

"Nggak salah? Itu bukannya Mas yang ngelakuin semuanya, kecuali ambilkan baju?"

"Hehehe ...," tawa Tine berjalan mendekati suaminya.

Tine peluk dari belakang, suaminya Maf yang mendapat giliran merajuk sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tine peluk dari belakang, suaminya Maf yang mendapat giliran merajuk sekarang.

"Mas, liat aku dong, katanya mau beliin baju."

Maf memutar dirinya lalu dialah yang memeluk Tine dari belakang.

"Astaga, kenapa di buka-buka perutnya sih? Nanti masuk angin loh, sayang," ucap Maf melemah setelah melihat wajah Tine yang menggemaskan.

MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang