bab 21.

1.3K 179 57
                                    

Malam-malam

Vote komen sebelum baca ya😍😘

Tok tok tok

"Permisi, Pak Maf," ucap Santi yang ternyata mengetuk ruangan Maf.

"Ada urusan apa kamu ke sini?" tanya Maf seperti biasa terdengar mengintimidasi.

"Saya membawakan pesanan Tuan Tine, Pak." Santi menunjukkan es boba yang Tine inginkan.

"Es lagi?"

"I-ya, Pak," jawab Santi takut-takut.

"Kenapa kamu mau sih di suruh istri saya belikan es terus, kalau nanti istri saya demam awas kamu ya!" bentak Maf membuat Santi meremang.

***

Tine setelah pergaulan panasnya enggan untuk bangkit dari kasur, entah kenapa ia begitu lelah dan terasa lesu membuatnya hanya berbaring.

Saat suaminya masuk, Tine masih tertidur dengan damai, yang tadinya Maf ingin menegur sang istri yang sangat suka meminum es jadi terulung.

"Capek ya, sayang?" Maf mengusap lembut wajah istrinya hingga Tine sedikit terusik.

"Kok ke sini? Emang kerjaannya udah selesai?" tanya Tine dengan suara yang sedikit serak.

"Kamu pesan minuman ya sama Santi?"

"Eh iya, aku lupa, Mas. Apa udah di antar Santi, Mas?" tanya Tine tak memperhatikan wajah suaminya yang sudah berubah.

"Mas kenapa? Boba aku mana?" tanya Tine.

"Es terus ya!"

"Aus Mas ..."

"Haus itu minum air bukan minum es," marah Maf membuat Tine menunduk.

SS CHAT 

"Gitu tu kalau Mas marahin pasti nunduk, bentar lagi pasti nangis," sambung Maf melihat mata sang istri sudah berkaca-kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gitu tu kalau Mas marahin pasti nunduk, bentar lagi pasti nangis," sambung Maf melihat mata sang istri sudah berkaca-kaca.

"Aku nggak nangis."

"Trus apa? Air jatuh? Tine, Mas itu bukannya larang kamu minum es tapi ini udah keseringan loh."

"Semuanya nggak boleh, main HP juga nggak boleh, trus aku ngapain?"

"Ngelawan sudah? Iya? Nggak mau Mas larang-larang. Ok, ya sudah Mas nggak akan larang kamu, sekarang terserah deh," rajuk Maf bangkit di tahan istrinya, ia sebenarnya senang dengan perhatian dari suaminya namun terkadang membuatnya kesal, tapi ketika suaminya mengatakan hal tadi, relung hatinya seperti terluka, sangat sakit jika Maf hanya membiarkannya saja.

"Mas, maafin aku. Aku nggak maksud ngomong kayak gitu ke kamu, Mas. Aku senang kamu larang aku, aku tau itu karena kamu sayangkan sama aku," tangis Tine mulai pecah.

"Maafin Mas juga ya, Mas ngelarang kamu demi kebaikan kamu juga, cuaca lagi nggak bagus, sayang. Kadang hujan, kadang panas, nanti istrinya Mas demam gimana? Mas nggak mau kamu sakit."

MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang