3 #Emang peduli?

3.1K 196 14
                                    

Happy reading

______________________________________

Kini Ares tengah menikmati makanan nya di kantin, bersama Bian, Vano dan Nio

Di tengah-tengah menikmati makanannya, mata Ares tak sengaja melihat kejadian, Aga di bully.

Ares peduli?, Tentu tidak

"Eh, rez, dia bukannya saudara Lo ya?, Kenapa gak di tolongin?" Tanya Vano, heran.

"Saudara pala Lo, dia aja kemarin fitnah Reza." Bian sedikit memajukan dagu nya mengarah Aga.

Ares mengangguk kan kepalanya, setuju dengan pernyataan Bian.

"Hooh, ngapain gue tolong dia, mending kita makan aja, sambil ngeliatin dia di bully." Ares mengacungkan jempol ke Bian.

Bian hanya membalas nya dengan senyuman bangga. Namun, tiba-tiba ada yang menggebrak meja mereka.

BRAKK

Ares terlonjak kaget, ia menoleh mendapati kakak pertamanya melihatnya dengan tajam

Ares kaget?, Tentu, bahkan ia tersedak kuah seblak, Vano menyodorkan baskom berisi air

Ares buru-buru meminumnya.

"Uhuk.....uhuk, kok aneh sih rasanya?" tanya Ares kepada Vano

"Ya iyalah, itu kan air kobokan." Vano menampilkan senyum tak berdosa dan cengiran khas nya

Ares melongo, mulutnya sedikit terbuka, menatap tidak percaya Vano.

"Pffft, yakali air kobokan, canda rez" Vano memegang perutnya, dari tadi ia menahan tawa saat melihat komuk Ares

"Tapi kok rasanya aneh, terus di baskom lagi," tanya Ares

"Ya iyalah rasanya beda, itu kan air mineral, ada manis-manis nya~, kalo soal di baskom, itu tadi baskom kosong gue minta ke bude kantin," jelas Vano

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata, yang menatap mereka datar

"REZAA, kenapa Lo biarin Aga di bully, kan Lo liat Aga di bully, harusnya Lo tolongin dia, bukan malah nonton Aga di bully" Dion, kakak pertama Reza/sulung berteriak keras sehingga mengundang perhatian beberapa orang

Ares menoleh, matanya menatap tajam Dion, sebenarnya Ares belum terbiasa di bentak. Namun karena mata Reza yang tajam, ia memaksa untuk menatap tajam Dion

Dion tersentak, baru kali ini Reza menatap dirinya tajam, biasanya Reza hanya memandang nya datar

"Soal gue gak nolong dia?, Heh ngapain gue buang-buang waktu buat nolong tu jalang." Ares menatap remeh Aga, yang bersembunyi di balik punggung besar Dion

"Tapi kan, Aga saudara Reza........hiks.......kenapa Reza gak tolong Aga, padahal Reza liat Aga di bully.........hiks" itu Aga

Ares menatap kagum kepada Aga, menurut nya aktingnya sungguh bagus, bisa nih jadi aktor, yang jadi jalang

"Akting Lo, bagus banget sih, daftar jadi aktor sana, paling-paling Lo di suruh jadi jalang"

"REZAA, kenapa sih Lo suka banget hina Aga, Aga gak salah apa-apa"

"Gak salah apa-apa?, Jadi maksud Lo fitnah gue itu termasuk gak salah?"

"Apa maksud Lo, Aga gak pernah fitnah Lo, itu Lo yang salah"

"Heh semuanya juga liat kali, kalo kejadian kemarin itu, Aga sengaja," ucap Bian angkat bicara

Bisik-bisik mulai terdengar

"Iya, ya kantin kan luas, emang harus banget ya lewat depan Reza?"

"Kek nya, emang sengaja deh, tapi gak mungkin lah, Aga kan polos"

Sang Bintang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang