Happy reading
Kini Ares dan Reza, berada di bawah pohon rindang, menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.
"Di alam bawah sadar lagi?" tanya Ares
Reza tak menggubris nya, ia hanya fokus menikmati angin.
"Lo nyesel?" tanya Reza balik.
Ares tampak berpikir sejenak, sebelum menjawab.
"Kalo di pikir-pikir, di bilang nyesel gak juga sih," jawab Ares
"Bukannya, waktu itu Lo bilang nyesel?"
"Gue baru sadar, mungkin lewat perantara Lo, gue belajar tentang keras nya dunia, asal Lo tau, dulu gue naif banget." Ares tersenyum miris mengingat kelakuannya dulu.
"Tapi Lo jadi terseret masalah gue, padahal Lo gak kenal gue, kenapa Lo mau bantu gue?"
Ares terdiam, ia memandang hamparan rumput yang beterbangan ke sana-sini.
"Abang gue pernah bilang, kita sebagai manusia harus saling tolong menolong, ajaran itu turun temurun dari mommy gue." Ares menatap lekat manik mata coklat Reza.
Tersirat, kesepian di dalamnya, membuat Ares ingin menolong Reza yang bukan siapa-siapa.
Reza bungkam, ia melihat sedikit harapan di depannya.
"Lo tenang aja, gue tau Lo kuat, gue bakal selalu pantau Lo di atas, untuk luka Lo, nanti waktu Lo bangun dah sembuh kok karena tubuh gue udah terbiasa" ucap Reza tersenyum simpul.
Seketika Ares terdiam, sebegitu menderita nya kah Reza, sampai-sampai ia terbiasa, lalu bagaimana dengan Ares yang bahkan belum terbiasa?
Setelah terjadi keheningan beberapa saat, Ares menghadap ke hamparan rumput, lalu berteriak.
"IYAA, GUE ITU KUAT, GUE GAK LEMAHHH," teriak Ares, menghilangkan semua beban yang berada di pundaknya, menekankan bahwa ia orang yang kuat.
Sedangkan Reza hanya tertawa kecil.
Malam itu, Ares dan Reza menghabiskan waktu mereka, di alam bawah sadar Ares, menjadi penghibur kecil Ares, sebelum badai menerpa keduanya.~~~~~~~~~
"AAAAAAA"
"EH LONTONG-LONTONG," latah Ares
"Ni pasti Danu nih, yang teriak, pagi-pagi ganggu tidur orang aja," ucap Dion.
"Hah?, Danu saha?" tanya Ares
"Titisan Dajjal," jawab Dion
"AAAAAAA, DION LONTONGIN GUEE." Danu membuka pintu secara kasar, lalu bersembunyi di balik punggung besar Dion, yang sedang duduk di sofa panjang.
"Astaghfirullah Dan, jangan teriak-teriak napa, pengang kuping gue," ucap Dion
"Hehehe, mangap bestod, abisnya gue kaget sih ada kecoa terbang," ucap Danu cengengesan.
"Kecoa doang takut Lo, banci ya Lo?"
"Orgil kali," ucap Ares menyela pembicaraan mereka.
Tawa Dion lepas begitu saja saat Ares mengatakan bahwa Danu orgil.
"Wah parah nih adek Lo, masa bestod abangnya di bilang orgil, kalo gitu Abang Lo orgil dong," ucap Danu tak terima.
"Dia mah bukan orgil, tapi orang utan," jawab Ares.
Sekarang gantian Danu yang tertawa lepas, sedangkan wajah Dion terlihat lelah menghadapi kelakukan Ares yang ngeselin bin ajaib.
"Terus sekarang kecoa nya mana?" tanya Dion mengalihkan pembicaraan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bintang (End)
Teen FictionAres Aryana Faarana, adalah seorang dari keluarga yang berada, ia lahir tidak seperti orang lainnya mommy nya meninggal ketika melahirkan nya. Namun, itu tidak membuat keluarga nya membencinya justru sebaliknya, karena ia adalah bungsu, dan peningga...