HAPPY READING 😊
_________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
________________"Kalian saling kenal?" ucap Bianca.
"Lah, Lo kenal sama Bian?" tanya Ares.
"Ya, kenal lah orang kita kakak adik."
"Hah?" Ares melirik Bian, meminta penjelasan.
"Gue udah pernah bilang ya ke Lo, sama yang lain juga waktu jogging itu, Lo nya aja malah bengong gak jelas!"
"Hah? Iyakah?" beo Ares.
"Yaudah, sono Lo pulang! Hush hush!" Bian mengibaskan tangannya, ke arah Ares.
"Dih, apa Lo?! Gue pulang dulu ya Anca." Ares merubah nada bicaranya ketika berbicara dengan Bianca.
Sedangkan Bian menarik tangan Bianca agar masuk ke dalam rumah dan tak berlama-lama dengan Ares.
"Ck, pelit!"
Ares,memutar motornya menuju mansion.
🤖🤖🤖
Ares mengurung dirinya di kamar, bukan karena apa, ia tak ingin bertemu dengan Dion bukan hanya Dion saja.
Tapi bodohnya, ia belum mengisi perutnya sama sekali tadi ia memang memakan bakso tapi itu hanya bertahan sebentar saja.
Sudah 4 jam berlalu Ares makan bakso, perutnya keroncongan meminta di isi.
"Perut, bisa gak sih gak usah berulah? Serius jangan laper deh! Ngeselin banget tau!" omel Ares menunjuk perutnya.
Sebenarnya tubuh Reza nih, sudah terbiasa tidak di kasih makan bahkan berhari-hari, tapi semenjak Ares masuk ke tubuh Reza pola makan Ares menjadi rutin.
Jadi tubuhnya, kembali menjadi normal sebenarnya tubuh Reza sebelum Ares memasukinya walaupun Reza lapar ia menahannya mungkin ia sudah pingsan beberapa kali karena kelaparan, tapi ia tak bisa mengisi perutnya karena jika ia ketahuan makan, ia akan di hukum lebih berat lagi oleh Tian.
Tian itu, memang iblis berwujud manusia saat Reza masih kecil saja ia hampir mati karena Tian.
Ingatan Tian menyiksa Reza, masuk begitu saja di kepala Ares.
"Hiks, Daddy........sakit.......sakit"
Tian membenturkan kepala Reza di tangga berulang kali, membuat darah mengucur deras dari kepalanya.
"Reza......Reza.......m.....minta........maaf hiks udah Daddy.....hiks sakit" Reza kecil bicara terbata-bata karena sudah tak punya tenaga.
"Apa katamu? Minta maaf? Setelah apa yang kau lakukan tadi? Kau ingat? Gara-gara kau mengepel lantai Aga terpeleset, untung saja dia tak terluka, kau beruntung!" Tian membanting Reza, membuat punggung Reza terbentur ujung pegangan tangga.
"Reza.........hiks......gak sengaja.......Reza minta maaf......"
"Heh! Maafmu tak berguna untukku!" Tian menginjak dada Reza, membuatnya susah mengambil oksigen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bintang (End)
Teen FictionAres Aryana Faarana, adalah seorang dari keluarga yang berada, ia lahir tidak seperti orang lainnya mommy nya meninggal ketika melahirkan nya. Namun, itu tidak membuat keluarga nya membencinya justru sebaliknya, karena ia adalah bungsu, dan peningga...