22 #Bimbang

993 83 2
                                    

Happy reading 😊
_________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Percaya..........pengennya," cicit Dion.

"Huh, Lo ragu sama gue?" tanya Ares lagi.

Jujur jantung nya berdetak lebih cepat daripada saat Tian menamparnya, tangan nya bergetar. Namun, Ares berusaha menetralkan tangannya.

"Gak ada bukti Rez, gak ada bukti kalo Lo bukan pelakunya."

"Tapi gak ada bukti bukan gue yang dorong," cicit Ares.

Suara Ares begitu kecil, bahkan Dion tak mendengar nya.

Ares melepaskan tangan Dion, membuat Dion leluasa untuk pergi.

Ares tak ingin menangis, tapi air matanya turun begitu saja.

Nafasnya tercekat, kakinya lemas tak berdaya, hampir saja Ares terhuyung, untung nya Danu segera datang dan menangkap Ares.

Danu menatap Ares iba, ia tak tahu apa yang terjadi, tapi ia yakin Ares pasti sudah tak punya tenaga bahkan untuk berdiri.

Danu menuntun Ares untuk duduk, mereka masih menunggu dokter keluar dari ruangan.

Sesaat setelah dokter keluar, dokter itu mengatakan, "pasien baik-baik saja, untungnya pasien di bawa cepat setelah kejadian, memang tadi pasien kehilangan banyak darah, tapi untung saja itu bisa di atasi. Namun, karena kepalanya terbentur dengan keras menyebabkan pasien mengalami koma."

"Tuh denger Rez, Liam baik-baik saja kok," ucap Danu.

"Mohon kepada anggota keluarga, membayar di bagian administrasi," ucap dokter itu.

"Iya, dok nanti akan saya beritahu pada keluarga pasien."

Bukan, itu bukan Ares melainkan Danu, bagaimana Ares mau berbicara bibirnya saja sudah kelu untuk mengeluarkan satu kata.

Ia benar-benar, tak menyangka akan menjadi seperti ini.

Dokter itu kemudian pergi untuk memeriksa pasien yang lain.

"Rez, gue beli minum dulu, Lo jangan kemana-mana." Danu melangkah pergi dari Ares menuju kantin RS.

Ares menundukkan kepalanya, matanya terasa memanas dari tadi, jantungnya berdetak tak karuan.

Tangannya kembali bergetar, apalagi jika mengingat Dion yang ragu pada Ares.

Hatinya seperti terkoyak dengan mudah, memang gampang mengatakannya dari mulut, tapi itu membuat hatinya lagi-lagi kecewa.

Ares tak tau harus kemana lagi, salah satu alasan Ares bertahan juga karena Dion, dan Dion merupakan harapan Ares untuk kembali ke tubuhnya.

Tapi apa? Dengan mudah Dion meninggalkannya, kemana kata-kata manis yang ia ucapkan saat itu?

Dion berkata akan selalu percaya kepada Ares, Dion berkata akan menjadi tameng terdepan Ares, Dion berkata akan menjadi salah satu alasan Ares bertahan, Dion berkata tak akan membenci Ares.

Sang Bintang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang