19 #boneka

1.1K 80 0
                                    

Happy reading

"Rezaa, udah siap?" teriak Dion.

"BENTAR BANG!"

"CEPETAN, ABANG TUNGGU DI DEPAN."

tak ada jawaban setelah itu, Dion pergi keluar menunggu Ares bersiap-siap.

Sementara di dalam kamar nya, Ares sedang mempersiapkan mental nya untuk kembali memasuki mansion itu.

Di sebuah hadapan kaca besar, Ares melihat pantulan dirinya yang masih di tubuh Reza, agak sedih memang yang di lihat nya bukan wajah aslinya melainkan wajah sang pemilik tubuh yang ia tempati.

Merasa dirinya sudah lama melihat pantulan dirinya, Ares bersiap untuk menarik koper nya, ia sekarang sudah mempersiapkan mental nya.

Sementara di luar mendengar suara koper Ares. Dion segera bersiap pamit kepada pemilik kosan.

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Tian berada di garasi, ia sedang mempersiapkan mobil nya untuk menjemput Dion dan Reza.

Setalah makan pagi, Tian memutus kan akan langsung menjemput dion dan Reza lalu berangkat pergi ke kantor.

Ada sedikit gurat tak suka di wajahnya, bagaimana tidak terakhir kali ia bertemu dengan Reza, saat ia menyiksa Reza. Namun, kini tiba-tiba ia datang menjemput mereka.

Tian tak merasa bersalah sama sekali, ia berpikir Reza (yang di lihat Tian Reza) pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari nya.

Tapi sebelum tidur semalam, kata-kata Gian terus terngiang di telinga nya. Namun, itu tak mengubah pandangan Tian bahwa Reza adalah anak pembawa sial.

Di perjalanannya Tian masih terus memikirkan kata-kata Gian, tanpa merasa bersalah pada Ares.

"Itu mobil Daddy," celetuk Ares.

Dion yang juga melihat mobil Tian, tak merespon nya, ia hanya menunggu mobil Tian sampai di depan mereka.

Setelah mobil Tian benar-benar sampai, awalnya Dion dan Ares duduk di kursi belakang, tapi Tian meminta agar Dion pindah duduk di sampingnya.

Karena malas berdebat dengan Tian. Dion hanya mengangguk saja, lalu berpindah ke depan, di samping Tian.

Tak ada percakapan di mobil itu, hanya ada kecanggungan yang melanda mereka.

Mereka memang berbeda dengan keluarga pada umumnya, dan sepertinya Ares sudah terbiasa jika terjadi kecanggungan di antara keluarga sementara nya.

Walaupun Ares sudah terbiasa dengan kecanggungan ini, tak menyangkal kenyataan ia masih belum terbiasa dengan siksaan fisik dan mental dari keluarga Reza.

Tapi sepertinya mau tak mau, secepatnya Ares harus membiasakan dirinya, dengan kekerasan yang seharusnya tidak boleh di biasakan.

















Mobil Tian kini sudah sampai di depan mansion, setelah menurunkan Dion dan Reza, Tian segera pergi menuju kantor nya.

Sedangkan Dion dan Ares, langsung memasuki mansion yang sepertinya tak ada penghuninya.

Sebenarnya di mansion itu masih ada beberapa maid, tapi beberapa dari mereka izin pulang kampung, dan ada beberapa yang belanja untuk kebutuhan yang ada di mansion.

Setelah membereskan barang-barang nya, Ares merebahkan tubuhnya di kasur yang sudah lama tak ia huni.

Kamar itu tidak berdebu walaupun sudah lama Ares tinggalkan, itu karena Tian meminta para maid membersihkan kamar Dion dan Reza sebelum mereka pulang.

Sang Bintang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang