Happy reading
Mendapatkan pertanyaan dari Dion, Tian tak langsung menjawabnya, kemudian Tian menjawab nya dengan sarkas.
"Kamu beruntung, karena Aga membujuk saya agar membawa kalian berdua pulang," ucap Tian remeh.
"Aga? Kenapa?" lirih Dion.
Tian mengingat momen di mana Aga selalu meminta agar membawa Dion dan Reza pulang, jujur Tian tak suka jika Aga harus memaksa Tian menjemput Dion dan Reza, tapi mau bagaimana lagi, Tian juga tak ingin melihat Aga menangis, ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu.
'sialan, gue jadi gak bisa ngeliat Reza menderita kalo dia gak ada di mansion ini,' batin Aga.
Setelah memikirkan berbagai rencana agar Reza menderita, Aga memutuskan untuk keluar dari kamarnya, menuju ruang kerja Tian.
Tok
Tok
Tok
"Dad, ini Aga," ucap Aga.
"Masuklah," ucap Tian lembut.
Pintu terbuka, memperlihat kan Tian yang sedang sibuk dengan berkas-berkas menumpuk yang ada di mejanya.
"Dad, Aga boleh minta sesuatu ga?"
"Minta apa? Apapun untuk kamu sayang."
"Aga pengen, Daddy jemput bang Dion sama Reza balik ke mansion ini, boleh kan?"
"Minta yang lain boleh gak sayang?"
"Yahh, katanya apapun boleh," ucap Aga mengerucut kan bibir nya.
"Yang lain ya sayang, kalo yang itu gak bisa." Tian berdiri dari duduknya, lalu mengusap lembut pucuk kepala Aga.
"Tapi Daddy, kasian bang Dion sama Reza, Aga sayang sama mereka, Aga gak mau mereka kenapa-napa."
"Aga, biarin aja mereka, kamu gak usah pikirin mereka ya sayang?"
"Dad, Aga mohon, pleaseeee," ucap Aga memohon.
Karena tak tega melihat Aga yang terus memohon, akhirnya Tian mengangguk setuju.
"Yaudah, tapi nanti kalo urusan kantor udah selesai ya?"
"Iyaa, makasih dad, oh iya kalo mau jemput bang Dion nanti Aga sherlock tempatnya," ucap Aga tersenyum.
"Yaudah, sana kamu balik ke kamar ya? Ini sudah malam."
"Iyaa dad."
Sebelum benar-benar pergi, Aga mengecup pipi kanan Tian, lalu mengucapkan, "selamat malam dad."
"Selamat tidur sayang." Tian mengecup kening Aga.
Setelah keluar, dan menuju kamarnya, Aga merebahkan dirinya di kasur, sembari melihat pigura yang sengaja ia pasang di atas nakas.
"Bundaa, sebentar lagi Aga akan membalaskan dendam bunda," ucap Aga tersenyum pada pigura tersebut.
Lamunan Tian, buyar begitu saja saat Dion pergi begitu saja menuju bengkel meninggalkan Tian sendiri.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|Tak ada suara canda tawa di sana, hanya ada suara sendok yang berdenting dengan piring.
Dion yang tengah melamun, di tengah makan malamnya, masih memikirkan kejadian tadi siang.
Kata-kata Tian terus terngiang di kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bintang (End)
Fiksi RemajaAres Aryana Faarana, adalah seorang dari keluarga yang berada, ia lahir tidak seperti orang lainnya mommy nya meninggal ketika melahirkan nya. Namun, itu tidak membuat keluarga nya membencinya justru sebaliknya, karena ia adalah bungsu, dan peningga...