HAPPY READING 😊
___________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.___________
"Lo mau ke mana?"
"Bukan urusan Lo!" jawab Ares ketus.
Ares berlalu melewati seseorang itu begitu saja, tapi seseorang itu mencengkeram tangan Ares dari belakang.
"Gue gak bakal biarin Lo berulah lagi!"
"Emang Lo peduli? Buat apa Lo peduli? Percaya sama gue aja kagak!"
DEG
Ares yang merasa cengkramannya yang melonggar mengambil kesempatan melepaskan tangannya dari Dion yang tengah melamun.
"Jangan pergi!" dengan cepat Dion menarik tangan Ares.
"Dih, urusan sama Lo apa?!"
"Lo gak boleh bolos! Lo mau di pukul Daddy!?"
"Peduli Lo? Sorry gue gak butuh kepedulian busuk Lo, asal Lo tau gue udah izin sama guru."
"Reza! Nurut apa susahnya sih!? Bisa gak gak usah bikin masalah!"
Dada Dion kembang kempis menghadapi Ares, tamparan melayang di pipi mulus Ares.
Setetes air mata jatuh, dari pelupuk mata Ares, bukan, bukan tamparan nya yang terlampau sakit, ia sudah terbiasa dengan tamparan yang di berikan Tian, bahkan tamparan Tian lebih sakit dari ini.
Ini bukan sakit fisik, walaupun dulu Dion tidak peduli dengan Reza, ia tidak pernah main fisik, itu yang di lihat Ares di ingatan Reza.
Ares sudah menghabiskan waktu bersama dengan Dion, dan sudah benar-benar menganggap nya keluarga, Abang yang bisa di andalkan, yang bisa di percaya, tidak ringan tangan.
Dan nyatanya itu hanya angannya semata, ia saja yang terlalu berharap di dunia yang keras ini.
Ares, menepis tangan Dion, lalu pergi begitu saja dari hadapan Dion yang bingung dengan apa yang baru saja dia lakukan.
'kenapa?' batin Dion.
Sesaat Dion kehilangan kendali emosinya, Dion tak benar-benar marah pada Ares, tapi karena pikirannya masih berkalut, ia tanpa sadar melampiaskan emosinya pada Ares.
Dion menyugar rambutnya ke belakang. "Arrrghh, kapan masalah ini selesai sih!?" desis Dion.
💯💯💯
"Ck, bisa-bisanya gue telat, padahal ini hari pertama gue jadi guru," gerutu Ares.
Ares segera memarkirkan motornya di tempat parkiran sekolah grhin shool, sekolah Rasya.
Sedangkan di lapangan, banyak murid-murid yang sedang julid dengan guru baru olahraga mereka A.K.A Ares.
"Gue, yakin pasti guru olahraga baru kita, om-om gendut, mesum, berkumis lagi hii."
"Ngapain sih, ni sekolah nambahin om-om, mending sama guru olahraga lama aja."
"Moga aja gurunya, bukan om-om gendut deh, bosen liatnya, minimal bening dikit lah."
"Ya gak mungkin lah! Ngarep apa Lo sama guru olahraga?"
"Duhh, lama banget sih ni guru baru dateng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bintang (End)
Teen FictionAres Aryana Faarana, adalah seorang dari keluarga yang berada, ia lahir tidak seperti orang lainnya mommy nya meninggal ketika melahirkan nya. Namun, itu tidak membuat keluarga nya membencinya justru sebaliknya, karena ia adalah bungsu, dan peningga...