Satu

196 3 2
                                    

Enjoy the story~❤️

"Mami!"

"Callista, kamu nih perempuan. Hobi banget sih teriak-teriak?" - Mami Irene.

"Gak jadi, mi udah ketemu!"

"Berisik! Pagi-pagi udah teriak, lo pikir ini hutan?" - Chenle.

"Diem deh ya. Balikin dulu kunci mobil gue, baru lo boleh ngomelin gue."

"Kuncinya udah gue taroh di kamar lo kok," - Chenle.

"Mana? Kalo ada kan udah gue ambil!"

"Makanya kalo nyari tuh pake mata, kuncinya gue taroh di meja rias lo" - Chenle.

"Ambil, gue mau pake hari ini."

"Hih! Punya kakak kok nyusahin!" Chenle balik lagi ke kamar gue.

"Kamu cari apa sih, Cal?" - Mami Irene.

"Cari tas, mi."

"Makanya, kalo naruh barang itu jangan sembarangan. Mami kan udah sering bilang sama kamu," - Mami Irene.

"Nih!" Chenle ngelempar kuncinya ke meja.

"Eh, Chenle. Masa begitu sama kakaknya? Ayo, kasih yang bener. Gak sopan namanya," - Mami Irene.

"Sukur!"

"Callista," Mami Irene natap gue.

"Pagi itu waktunya sarapan, bukannya malah debat" - Papi Suho.

"Chenle nih, pi! Pake mobil aku, tapi kuncinya gak digantung lagi di tempatnya."

"Ya kan lo biasa juga digeletakin di meja kalo habis dipake," - Chenle.

"Eh udah! Ini ruang makan, bukan ruang debat. Habisin sarapannya," - Papi Suho.

"Chenle hari ini berangkat sama siapa?" - Mami Irene.

"Papi, mi" - Chenle.

"Kakak hari ini pulang jam berapa?" - Mami Irene.

"Gak tau, mi. Aku ada kerja kelompok, sorenya kumpul sama anak-anak komplek."

"Perasaan yang jadi ketua RT tuh papi deh, tapi kenapa kamu yang lebih sibuk?" - Papi Suho.

"Ya gak tau, pi. Kok tanya aku sih?"

"Mami juga siang ini kayaknya mau kumpul sama ibu-ibu PKK, mau ngomongin soal kegiatan baru" - Mami Irene.

"Aku berangkat ya, udah ditunggu sama Jeno di depan."

"Hati-hati ya," - Mami Irene.

Habis pamitan sama mami papi, gue berangkat ke kampus dianter sama Jeno. Sampe kampus, Jeno langsung pergi gitu aja. Gak biasanya dia begitu. Nanti deh gue coba ngomong sama dia, sekarang gue mau fokus presentasi dulu.

Gue baru selesai kuliah jam 12. Gue makan siang dulu baru ke perpus, nyusul Haechan sama Mark buat bikin tugas kelompok.

"Chan, lo kan sering pergi sama Jeno ya. Dia kenapa sih?"

"Gue udah jarang keluar sama dia, emang dia kenapa?" - Haechan.

"Aneh, Chan. Lebih banyak diemnya, kalo gue tanya juga gak pernah mau jawab."

"Lagi sariawan kali," - Haechan.

"Nih anak, orang lagi serius malah diajakin bercanda!"

"Ya gue gak tau, Callista. Coba lo tanya sama Mark tuh," - Haechan.

"Apaan?" - Mark.

"Jeno tiba-tiba aneh, lebih banyak diemnya. Kalo gue tanya juga gak pernah mau jawab."

Komplek Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang