[27] My J

4.6K 153 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Winter baru saja keluar dari taksi yang mengantarnya pergi ke rumah Jaemin. Hanya ini tujuan yang bisa ia pikirkan untuk di datangi. Setelah ia pergi meninggalkan Mark tadi, langkahnya dengan cepat pergi ke tempat acara dimana tadi dirinya sempat bertemu Jaemin. Ia berniat pergi ke sana dan menemui laki-laki itu. Namun perkiraannya salah. Jaemin sudah tidak ada. Dan sekarang, hanya tempat ini yang bisa Winter pikirkan bahwa Jaemin mungkin saja pulang ke rumahnya.

Winter harus meminta maaf. Menjelaskan semua yang terjadi.

Tanpa Winter sadari, sepasang mata tengah memperhatikannya. Jaemin dapat melihat perempuan itu masuk ke dalam rumahnya. Sementara laki-laki itu sedang berdiri di balkon kamar, hanya melihat Winter dengan pandangan kecewa.

Yang bisa dilakukan Jaemin sekarang adalah tersenyum lirih. Winter akan meninggalkannya. Mungkin malam ini akan menjadi malam terakhir untuk mereka berdua.

Jaemin terlalu sakit hati. Winter mengkhianatinya. Tapi ia tidak ingin menyalahkan perempuan itu sepenuhnya. Andai ia tahu dari awal, mungkin saja Jaemin akan menyerah. Dan ia merasa bersalah karena itu.

Suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali dapat terdengar jelas di telinga Jaemin. Ia hanya bisa diam. Memejamkan kelopak mata dan membiarkan saja apa yang akan dilakukan Winter yang masuk ke dalam kamarnya. Jaemin tidak mungkin tega akan mengusirnya atau mungkin ia akan mendiamkannya agar Winter bisa memutuskan untuk pergi tanpa perlu ia usir.

Jaemin hanya belum siap. Belum siap jika kekasihnya itu meminta untuk berpisah dengan dirinya.

Kening Winter mengerut saat mendapati kamar yang Jaemin tempati kosong tanpa ada yang mengisi. Padahal Winter jelas melihat mobil Jaemin di bawah, juga rumah yang tidak terkunci—yang menandakan ada orang di dalamnya. Lampu di kamar juga menyala dan itu berarti Jaemin memang ada di sana. Untuk kali ini Winter memperhatikan sekeliling. Tidak ada Jaemin ataupun orang lain. Namun, pandangan matanya terhenti pada jendela kaca geser besar yang terbuka.

Perlahan tapi pasti, Winter melangkah dengan pelan. Saat kakinya menginjak ke luar balkon, ia mendapati punggung Jaemin tengah berdiri di dekat pembatas pagar kecil sebatas pinggang.

That Girl: Love Me Out Loud [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang