[28] Priority

2.7K 165 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Winter mendesah ringan, suaranya sedikit serak di tenggorokan. Bangun pagi dengan perasaan berkabut terasa cukup unik. Entah ini pagi ke berapa dirinya terbangun di atas ranjang Jaemin.

Ya, setelah kejadian waktu itu, Winter benar-benar membuktikan semua perkataannya. Bukan hanya omong kosong belaka, perempuan itu kini menjadikan Jaemin sebagai pusat hidupnya. Prioritasnya.

Setiap hari disela pekerjaannya yang sibuk, ia selalu menyempatkan waktunya lebih banyak untuk bertemu laki-laki itu. Menunjukkan afeksi dan seluruh perasaannya. Jaemin tentu saja merasa senang diperlakukan seperti itu, karena kini bukan dirinya saja yang berusaha menunjukkan perasaannya. Tetapi satu sama lain saling menunjukkan perasaan masing-masing.

Bahkan kini Winter sudah mulai membawa sebagian pakaiannya ke rumah Jaemin dan memenuhi lemari laki-laki itu dengan barang-barangnya. Setiap sudut rumah Jaemin terlihat seperti rumah Winter juga. Intensitas Winter pulang ke rumah Jaemin bahkan jauh lebih sering dibandingkan ke apartemennya sendiri.

Memasak untuk Jaemin, menyiapkan pakaiannya, dan semua kegiatan rumah tangga lainnya kini sudah menjadi rutinitas pekerjaan sehari-hari Winter. Perempuan itu benar-benar memonopoli rumah Jaemin seperti rumahnya sendiri.

Dan Jaemin, tidak keberatan sama sekali dengan itu. Laki-laki itu justru merasa senang sekali.

Perasaannya menghangat ketika melihat Winter sangat akrab dengan ibunya, sampai-sampai keduanya kompak untuk berkebun bersama. Hingga kini bunga-bunga koleksi ibunya bertambah dengan bunga-bunga kesukaan Winter. Membuat taman di belakang rumahnya dipenuhi dengan bunga camellia, aster marguerite, lavender, dan royal azalea yang mulai bertunas dan bermekaran indah. Sangat cantik.

Winter bersikap seolah dirinya adalah istri juga menantu yang baik. Ya, anggap saja ini simulasi sebelum mereka menikah dan benar-benar tinggal bersama nantinya.

Apalagi saat dirinya pulang terlambat karena urusan pekerjaan, lalu sesampainya di rumah ia disambut hangat oleh Winter. Saat lelah, perempuan itu akan sangat pengertian dan selalu memberinya dukungan. Bagaimana bisa Jaemin tidak merasa bersyukur? Winter bukan hanya menjadi alasannya bahagia, tapi perempuan itu juga tempatnya berbagi dan berkeluh kesah. Menjadi bagian dari hidupnya yang paling berharga.

That Girl: Love Me Out Loud [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang