[4] The Wedding

2.5K 260 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hallroom Shangri-La Hotel disulap menjadi layaknya istana kerajaan. Gemerlap cahaya lampu kristal berbentuk tear drop nampak menghiasi langit-langit dipadukan bunga-bunga dominasi putih dan biru yang menghiasi ruangan.

Pemberkatan pernikahan Jeno dan Karina berlangsung haru dan khidmat. Jeno dan Karina diam-diam menarik napas dalam ketika janji sakral itu akan mereka ucapkan.
Air mata bahagia mengalir di kedua pipi Karina ketika mereka telah sah sebagai sepasang suami istri. Setelah bertukar ciuman lembut dengan Jeno dan menatap suaminya dengan penuh cinta, ia langsung menghambur memeluk kedua orang tuanya. Ibunya menangis, dan Karina bisa melihat mata ayahnya berkaca-kaca.

Setelah itu, ketiga sahabatnya, Winter, Giselle, dan Ningning mendekapnya. Mengucapkan selamat sambil ikut menangis haru. Winter tidak bisa menahan perasaan bahagia yang membuncah di dadanya ketika ia melihat binar kebahagiaan dalam wajah cantik orang yang selama ini sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

Setelah pemberkatan yang haru itu, seluruh tamu langsung dimanjakan dengan berbagai hidangan lezat. Para keluarga dan sahabat kedua mempelai bergantian maju ke atas panggung untuk menyampaikan ucapan selamat kepada keduanya. Gelas-gelas champagne berdenting, mengiringi tawa kebahagiaan suasana pernikahan itu.

Winter menjadi yang paling terakhir naik ke atas panggung. Perempuan itu berdiri dan melambaikan tangannya pada Karina yang kini sedang menyapa tamu undangan.

“Hai, aku Winter, yang telah terlibat dalam hubungan dengan Karina sejak kami kecil. Ini adalah pertama kalinya aku mengucapkan ucapan selamat pernikahan. Aku sudah lama memikirkan bagaimana memulainya.”

“Karina unnie, bertemu denganmu adalah salah satu anugerah Tuhan untukku. Aku masih ingat, saat kau menolongku ketika aku kehujanan sepulang sekolah dasar dulu. Sejak saat itu, kami menjadi dekat dan bersahabat hingga sekarang. Aku sudah menganggapnya seperti keluargaku sendiri.” Winter tersenyum kepada Karina.

“Kakakku tersayang.. terima kasih sudah menjadi salah satu orang paling penting dalam hidupku. Berulang kali aku ucapkan terima kasih rasanya tidak cukup untuk membalas semua kebaikanmu padaku. Kau pun tahu kalau dulu aku sulit sekali beradaptasi dengan orang-orang di sekitarku dan kau selalu ada untuk bersamaku. Terima kasih, unnie.”

That Girl: Love Me Out Loud [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang