[21] Flashback: Only Lovers Left

1K 106 39
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Musim dingin, 2017

Dalam sebuah hubungan, setiap pasangan akan saling bersandar satu sama lain. Begitu pula yang terjadi dengan Winter dan Mark. Mereka saling mengandalkan. Tapi ketika salah satunya pergi, maka mereka akan jatuh. Keduanya akan jatuh, karena tidak ada lagi tempat bersandar dan saling mengandalkan.

“Apa aku membuat oppa menunggu lama? Kenapa oppa tiba-tiba ingin kita bertemu disini?” tanya Winter pada Mark sesampainya ia di Sungai Han dengan nafas terengah-engah.

Sepulang bekerja, Mark memang meminta Winter untuk bertemu di Sungai Han. Mark sebenarnya ingin menjemput Winter, karena tadi pagi kekasihnya mengatakan akan ada di pabrik seharian untuk memantau proses produksi. Tapi Winter menolaknya dengan alasan jika perempuan itu tidak ingin merepotkan Mark.

Winter meminta Mark untuk menunggunya di tempat mereka bertemu saja. Karena ia berpikir laki-laki itu akan mengajaknya berkencan.

Dan Mark sudah menunggu Winter lebih dari setengah jam. Laki-laki itu hanya duduk di bangku yang ada di Sungai Han. Menunggu Winter dalam diam.

Begitu Winter sampai dengan wajah memerah dan nafas terengah-engah, Mark langsung berdiri dari bangku yang ia duduki. Ia diam tidak menjawab pertanyaan Winter. Ia lebih mencemaskan keadaan Winter yang terlihat kelelahan dan kedinginan sehabis pulang bekerja.

“Ada sedikit kendala tadi di pabrik. Aku tidak bisa begitu saja meninggalkan mereka. Aku ingin menghubungi oppa bahwa aku akan datang terlambat, tapi aku tidak sempat hanya untuk memegang ponselku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan karena membuat oppa menunggu lama. Aku hanya berharap oppa punya sesuatu yang dikerjakan agar oppa tidak jenuh menungguku,” ujar Winter lagi.

Mark tidak berkata apa-apa. Laki-laki itu hanya menghela nafas pelan dan memandangi Winter.

Oppa marah padaku?” tanya Winter. “Oppa, maafkan aku..”

Mark mengambil syal abu-abu yang ada di lehernya lalu mengalungkannya dengan lembut di leher Winter. Winter hanya tersenyum tipis melihat perlakuan Mark. Laki-laki itu tidak berkata apa-apa tapi langsung memberikan kehangatan di leher Winter.

“Aku sudah mengatakan untuk menggunakan pakaian hangat. Kau tidak suka udara dingin tapi datang kesini tanpa mengenakan sesuatu yang menghangatkanmu.”

Winter tersenyum. “Bukankah aku bisa memelukmu? Dengan begitu aku akan tetap hangat.”

Mark diam. Ia memandangi wajah Winter lamat-lamat seolah esok harinya ia tidak akan bisa memandangi wajah cantik itu. Perasaannya kacau. Hatinya apalagi.
“Jangan begitu lagi,” kata Mark. “Cemaskan dirimu sendiri. Kau harus memikirkan dirimu sendiri. Kenakan pakaian hangat saat udara dingin. Kau mudah sakit, jadi siapkan pakaian hangat di mobilmu agar bisa langsung kau pakai. Aku tidak ingin melihatmu sakit.”

That Girl: Love Me Out Loud [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang