12 - cakrawala usai ditinggal badai.

2K 298 97
                                    

Mata Udin terpaku pada sosok gadis yang tengah asyik tidur siang di atas dental unit warna hijau muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Udin terpaku pada sosok gadis yang tengah asyik tidur siang di atas dental unit warna hijau muda. Sudah jutaan kali diberi tahu kalau ia tidak boleh tidur di situ. Namun, apa daya, kursi dokter gigi yang dipajang di sudut toko Tanaya tersebut adalah tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu. Di atas dental chair yang back rest-nya diatur nyaris selurus seat-nya, Dhanti merebah sejak pukul satu.

Tidur siang yang lelap, huh? Kepalanya terkulai miring, mulutnya terbuka lebar—dengan air liur meluncur ke rahang—eww. Di perutnya, bertengger sebuah buku. Tangan kiri nya terselip di dalam buku. Tangan kirinya sibuk menggaruk-garuk ketiak yang bau.

"Nyuk! Bangun, Nyuk!" Udin mengguncang-guncang bahu kiri Dhanti.

"Hmm." Tubuh Dhanti justru merosot lantas menggeliat malas, tidak mengindahkan suara Udin.

"Bangun! Udah gue bilang, kalau tidur jangan di situ!" Pemuda itu masih belum menyerah membangunkan Dhanti.

"Paling enak tidur di sini." Dhanti mengangkat tangan kirinya, lantas mendekatkan ke hidung Udin, membuat kawannya mundur seketika.

"Jorok lo!" gerutu Udin. Bisa-bisanya Dhanti menyodorkan tangan yang bekas dipakai garuk-garuk ketiak. "Bangun, woy! Dental unit-nya udah laku. Ada yang beli."

Ada yang beli. Tiga kata terakhir yang terlontar dari mulut Udin sukses membolakan mata Dhanti.

Siapa yang membeli dental unit ini? Bertahun-tahun barang yang merupakan elemen wajib poli gigi ini jadi penghuni toko Tanaya. Sementara stok alat kesehatan di Tanaya cepat datang dan pergi, dental unit warna hijau masih setia di sini. Tidak ada yang mengadopsi. Sudah bertahun-tahun diklaim menjadi tempat tidur siang Dhanti. Bertahun-tahun menjadi pajangan saja, dental unit ini pelan-pelan berubah warna. Dari hijau muda menjadi hijau tahi kuda.

"Siapa yang beli?" tanya Dhanti.

"Ada, pokoknya. Si Kamil jual murah barang ini, daripada cuma menuh-menuhin toko," jawab pemuda itu cuek.

"Gak ikhlas!" rengek Dhanti. Tungkai kurusnya menendang-nendang udara. Berita buruk yang sungguh tiba-tiba itu membuat sedih hatinya. Ia dan dental unit Tanaya sudah bak sahabat sejiwa. "Bilang ke orangnya. Kalau mau beli ini dental unit, harus beli gue juga sekalian."

Udin mendecak tidak sabar. Dhanti sudah disuruh minggir malah memejamkan mata lagi "Buruan, minggir!"

***

Dhanti tertidur lagi. Betul-betul mengabaikan Udin yang membangunkannya berkali-kali. Kali ini, Udin dan Kamil menghampiri Dhanti bersama dengan pengunjung yang membeli dental unit diskonan ini.

"Nyuk, bangun, Nyuk! Barangnya mau diangkut!"

"Gak! Gak mauuu!" Gadis itu memejamkan mata kuat-kuat sambil mengetatkan genggamannya pada buku Harrison.

Senji ✔️ | DAINTY vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang