Tiga puluh komentar untuk part ini sampe minggu sore,
malemnya Kimmi up.
Otte?Tapi sebelum itu, kencengin dulu dong votenya ⭐
-
-
-Seperti rutinitasnya terdahulu, hari ini Jungkook datang ke apartemen Sohyun untuk menjemput gadis itu. Bukan lagi menunggu di mobil seperti biasa, hari ini Jungkook sengaja menghampiri Sohyun ke depan unit apartemennya.
Ia berdiri di dekat pintu apartemen Sohyun seraya menyandarkan tubuhnya pada dinding di belakangnya. Jungkook tidak memberi tahu Sohyun jika hari ini ia akan menjemputnya, ia hanya akan menunggu gadis itu di sana.
Jungkook masih menunggu Sohyun dengan sabar sampai kemudian maniknya menatap keberadaan Jimin yang sedang berajalan kearahnya. Ah tidak, sepertinya Jimin berjalan kearah lift yang kebetulan memang berada tak jauh dari Jungkook berada saat ini.
Dari raut wajahnya saat ini Jungkook tidak menemukan kejenakaan Jimin yang biasa ia lihat. Pria itu terlihat lebih dingin dari biasanya, apakah pertemuannya dengan Sojung semalam membawa perubahan itu pada Jimin? Sepertinya begitu.
Kendati begitu Jungkook terlihat acuh tak acuh. Jungkook tidak ada urusan dengan itu. Ia tahu apa yang terjadi, tapi ia tidak mencoba untuk ikut campur.
Jimin masih menampakan raut dinginnya saat berjalan melewati Jungkook, padahal biasanya jika pria itu melihat Jungkook di apartemen Sohyun, Jimin pasti akan menggodanya atau setidaknya menyapanya. Tapi ini? Tidak sama sekali. Jimin hanya melewatinya saja tanpa sepatah katapun, seolah Jungkook tidak ada disana.
Jungkook tidak peduli, masa bodo. Lagipula sebelumnya mereka kan memang tidak sedekat itu. Jadi mau Jimin menyapanya atau tidak, itu tidak ada bedanya bagi Jungkook.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Setelah lama menunggu, sosok yang di tunggu pun akhirnya muncul dari balik pintu di sampingnya.
"Aku menunggumu. Ingin berangkat bersama. Kenapa kau sangat lama?" tanya Jungkook dengan wajah innocent-nya.
Ini bukan pertama kalinya Sohyun menatap Jungkook dengan raut wajah seperti itu, Jungkook sudah sering menunjukkannya belakangan ini. Tapi entah kenapa Sohyun masih juga belum terbiasa. Sohyun lebih terbiasa melihat wajah datar Jungkook.
"Bukankah sudah aku katakan untuk tidak perlu repot-repot menjemputku. Tanganmu...." Sohyun menggantung kalimatnya saat menyadari saat ini Jungkook sudah tidak lagi memakai arm slingnya.
Tahu kebingungan Sohyun, Jungkook buru-buru menjelaskan.
"Tanganku sudah baik-baik saja. Aku tidak perlu lagi menggunakan arm sling."
Sohyun sebenarnya tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Tapi pada akhirnya ia mensyukuri bagaimana keadaan Jungkook yang sudah lebih baik. Itu artinya Sohyun tidak perlu lagi datang ke apartemen Jungkook. Dan itu bagus.
"Tapi kau tidak perlu datang kemari. Aku bisa berangkat sendiri," ucap Sohyun.
"Tapi aku ingin melakukannya."
"Tidakkah kau lelah harus berkendara lebih jauh dari seharusnya hanya untuk ini?"
"Biasa saja. Aku tidak masalah."
Satu hal yang tidak berubah dari Jungkook, keras kepalanya. Jungkook mungkin bisa merubah nada bicaranya, bisa merubah tatapan dinginnya, bisa merubah wajah datarnya, tapi untuk merubah keras kepalanya? Jungkook sepertinya tidak bisa melakukannya. Atau mungkin Jungkook memang tidak berniat melakukannya? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile ✔
RandomBerhubungan dengan orang-orang yang memiliki popularitas yang tinggi di sekolah bukanlah salah satu hal yang Sohyun harapkan. Dirinya merasa amat tenang dengan kehidupannya selama ini meski tidak banyak orang yang mengenal dirinya. Dekat dengan oran...