Bagian 15: Mellifluous

171 52 21
                                    

Di tinggal hiatus, readers Kimmi juga kayanya ikutan hiatus ㅠㅠ

Buat yang masih Stay, Kimmi mau tanya dong kalian line berapa aja nih?

Vote ⭐ sebelum membaca lebih di anjurkan.

-
-
-

Di sebuah restoran mewah dengan sebuah lilin yang menyala di atas meja, seorang pria terlihat sedang duduk manis menunggu seseorang yang sangat ia nantikan. Wajahnya yang sudah tampan dari sananya semakin tampan dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Rambut hitamnya ia tata sedemikian rupa. Tubuh semampainya terbalut kemeja putih yang sengaja ia gulung hingga siku.

Pria itu kemudian mengecek ponselnya yang berdenting dan menampilkan sebuah notifikasi pesan dari seseorang yang memang sejak tadi ia tunggu. Orang itu mengatakan bahwa saat ini ia sudah sampai dan sedang berjalan menuju tempat pria itu berada saat ini.

Pria itu menunggunya dengan sabar, hingga saat seseorang yang di tunggunya berada pada radar pandangannya, senyuman pada bibirnya kian lebar.

Orang itu berjalan kearah pria itu dengan perasaan canggung.

"Ini memalukan," ucap orang itu setelah berada di depan pria itu dan segera duduk pada kursi kosong di seberangnya tanpa harus menunggu di persilahkan.

Mendengar itu sang pria tidak bisa menyembunyikan tawanya. Gadisnya sangat menggemaskan.

"Kenapa kau tertawa?" hardik sang gadis. Ia tidak suka melihat tawa kekasihnya itu, meskipun tidak bisa di tampik jika tawa yang di keluarkannya membuat pria itu semakin tampan. Tapi saat ini ia tidak ingin mendengar tawanya. Itu hanya membuatnya semakin kesal.

Pria itu menggelengkan kepalanya pelan seraya menghentikan tawanya. Ia tidak ingin menyinggung kekasihnya yang sudah sangat efforts malam ini.

"Aku sungguh malu. Baju ini membuatku tidak percaya diri," keluhnya.

Pria itu menaikan sebelah alisnya.
"Kenapa? Kau cantik dengan dress itu."

"Tapi ini bukan gayaku sama sekali."

Pria itu kemudian terlihat menyunggingkan senyumnya.

Sebenarnya apa yang menjadi permasalahannya? Gadis itu cantik dengan dress selutut berwarna putih yang di kenakannya. Rambut panjangnya tergerai dan menghiasi kedua bahunya. Dia benar-benar cantik, lalu apa masalahnya?

"Noona, sesekali tidak ada salahnya keluar dari zona nyaman. Lagipula noona terlihat sangat cantik malam ini. Seolah kau baru saja turun dari bulan diatas sana," ucap pria itu seraya menunjuk bulan yang malam ini terlihat bulan, terang dan sangat indah.

"Jika aku turun dari bulan, berarti aku alien," ucap gadis itu dengan polosnya.

Sang pria tidak bisa menyembunyikan tawanya saat kalimat itu terlontar dari bibir manis kekasihnya. Padahal niat hati kan ingin menyanjung kekasihnya itu yang malam ini terlihat sangat cantik seperti bulan di atas sana, tapi gadisnya malah berpikir hal di luar nalarnya.

"Astaga noona... Bukan itu maksudku, kenapa noona malah berpikiran begitu?" Pria itu berujar di sela tawanya.

Selenophile ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang