Part ini lumayan panjang.
Hati-hati bacanya.Vote ⭐ sebelum baca lebih di sarankan.
-
-
-"Sebentar lagi kau libur kan?" tanya seorang wanita paruh baya di seberang sana.
Sohyun menganggukkan kepalanya pelan. "Eum."
"Kau jadi pulang kemari kan?"
"Tentu saja. Bukankah aku sudah mengatakannya?"
"Iya, eomma hanya ingin memastikan. Bisa jadi kau batal kemari."
"Tidak. Aku sudah merindukan eomma dan appa, jadi liburan nanti aku pasti akan pulang."
"Cepat pulang ya, appa sangat merindukanmu. Sudah lama appa tidak melihat putri kesayangan appa," ucap tuan Kim di seberang sana. Layar yang tadi menampakan wajah sang Ibu kini sudah berganti dengan wajah sang Ayah.
"Appa sih waktu itu tidak datang saat eomma kemari, jadi tidak bisa bertemu kan?" rajuk Sohyun dengan pout face-nya.
"Appa sibuk, sayang."
"Appamu itu terlalu gila kerja Hyun," timpal nyonya Kim di samping suaminya.
"Yeobo..." Tuan Kim tampak ingin protes atas apa yang istrinya katakan, tapi ia ragu untuk mengatakannya.
"Itu benar. Kau bahkan selalu pulang larut. Lalu saat sudah sampai rumah bukannya istirahat malah lanjut kerja, apa itu tidak gila kerja namanya."
"Iya iya, maaf."
Sohyun tersenyum simpul mendengar perdebatan Ibu dan Ayahnya. Meski saat ini mereka sedang berdebat, tapi Sohyun tahu itu adalah bentuk kasih sayang mereka pada satu sama lain.
"Appa harus jaga kesehatan appa. Jangan terlalu gila kerja. Ingat, appa sudah tua," tuah Sohyun.
"Appa masih muda sayang," ucap tuan Kim tak terima dikatakan tua oleh Sohyun.
"Muda darimana? Kau tidak sadar dengan uban yang ada di kepalamu," cebik nyonya Kim.
"Ish kau ini bukannya membelaku."
"Kenapa? Yang putrimu itu katakan benar. Kau sudah tua."
"Kalian sama saja." Tuan Kim tampak merajuk di seberang sana. Membuat Sohyun benar-benar tertawa dibuatnya.
Tapi tak lama berselang ia langsung meredakan tawanya. "Meski appa sudah tua, tapi appa tetap yang paling tampan dan paling keren di mataku."
"Itu baru putri appa," ucap tuan Kim kembali mematrikan senyumannya.
"Jangan memujinya, Hyun. Nanti dia besar kepala dan tidak tahu diri," ucap nyonya Kim yang sepertinya masih belum puas menggoda suaminya itu.
"Yeobo..."
"Sudah sudah. Eomma jangan menggoda appa begitu."
"Eommamu memang menyebalkan Hyun," adu tuan Kim.
Sohyun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tingkah kedua orang tuanya yang meski sudah berumur tapi masih berjiwa muda itu.
"Ya sudah aku tutup teleponnya ya. Eomma dan appa jangan lupa jaga kesehatannya," ucap Sohyun kemudian.
"Iya, putri kesayangan eomma juga jangan lupa jaga kesehatannya."
"Iya..."
"Appa tunggu kepulanganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile ✔
RastgeleBerhubungan dengan orang-orang yang memiliki popularitas yang tinggi di sekolah bukanlah salah satu hal yang Sohyun harapkan. Dirinya merasa amat tenang dengan kehidupannya selama ini meski tidak banyak orang yang mengenal dirinya. Dekat dengan oran...