Sorry banget semalem Kimmi lupa up.
BTW ini adalah bagian terakhir yang akan Kimmi up sebagai permulaan.
Setelah ini Kimmi belum bisa up kelanjutan ceritanya karna rencana awal Kimmi emang cuma mau up tiga part ini aja sebagai uji coba kelayakan.
Kelanjutannya masih belum tahu kapan akan Kimmi up.
Jadi pastikan kalian sudah follow Kimmi ya untuk tahu informasi yang mungkin akan Kimmi bagikan nantinya.Tapi untuk part ini, jangan lupa tinggalkan jejaknya ⭐
-
-
-Tahu apa itu Perfeksionist? Perfectionist adalah orang yang ingin semuanya harus sempurna. Dan Perfectionisme adalah karakter atau sifat seseorang yang punya standar tinggi dan mengejar kesempurnaan—rencana-rencananya, hasil kerjanya, dan lainnya. Intinya semua harus sempurna. Selain itu, mereka juga mengkritik diri sendiri secara berlebihan dan takut akan penilaian orang lain.
Lalu apa kalian tahu apa maksudku menerangkan hal ini? Untuk menggambarkan karakter Sohyun? Oh tentu saja tidak. Sohyun bukan Perfectionist. Dirinya tidak memiliki karakter semacam itu, atau jika lebih gampangnya Sohyun memiliki kakarter yang cukup berbanding terbalik dengan si Perfectionist.
Sohyun tidak memiliki standar yang begitu tinggi hingga terkadang tidak masuk akal dan membuatnya lelah. Sohyun itu cenderung senderhana. Dirinya bahkan bukan perencana yang baik. Dia beberapa kali memang sering membuat rencana untuk kehidupannya di masa depan, tapi apa yang terjadi terkadang tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya. Alhasil daripada merasa tertekan, Sohyun lebih memilih untuk membiarkan hidupnya mengalir begitu saja.
Selain itu Sohyun juga adalah tipikal orang yang cukup ceroboh. Sering lupa meletakan barang dan tidak teliti. Jadi bagaimana mungkin Sohyun memiliki karakter si Perfectionist?
Lihat saja apa yang di lakukannya pagi ini. Mentari sudah menampakan dirinya di ufuk timur, tapi gadis itu masih bergumul di bawah selimutnya. Alarmnya sudah berbunyi beberapa saat lalu, tapi dengan cepat ia matikan dan kembali melanjutkan acara tidurnya tanpa sadar.
Hingga tak lama berselang ponselnya berdering dengan nyaring dari atas nakas di samping tempat tidurnya. Awalnya Sohyun mencoba untuk abai, tapi lama kelamaan suara itu membuatnya amat terganggu. Jadi dengan berat hati ia segera meraih benda pipih itu dan mengangkat telepon yang masuk tanpa melihat nama sang penelepon terlebih dahulu.
"Hallo?" ucap Sohyun dengan suara khas bangun tidurnya. Matanya bahkan masih enggan untuk terbuka.
"Kau punya waktu dua puluh lima menit sebelum bel masuk berbunyi," ucap seseorang di seberang sana dengan suara yang amat datar. Membuat Sohyun yang kesadarannya belum hadir sepenuhnya saat itu merasa heran dan tidak mengrti. Ia terdiam beberapa saat karena tidak mengerti dengan apa yang orang itu katakan.
"Dua puluh empat menit. Jika kau tidak segera sadar, kau akan terlambat."
"Eung?"
Sohyun masih mencoba mencerna maksud orang di seberang sana yang tidak ia tahu siapa.Sampai tak lama kemudian Sohyun segera membuka matanya dan menyadari apa yang di maksud orang itu.
Sohyun melihat layar ponselnya yang masih menampilkan panggilan yang belum terputus.
Tapi bukan itu yang Sohyun perhatikan, melainkan waktu yang tertera di layarnya. Sohyun harus melihat pukul berapa sekarang.
Dan saat waktu pada layar ponselnya menunjukkan waktu dimana ia seharusnya sudah dalam perjalanan ke sekolah, Sohyun segera menegakan tubuhnya dan menyibakan selimutnya setelah sebelumnya melemparkan ponselnya sembarangan di atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile ✔
AcakBerhubungan dengan orang-orang yang memiliki popularitas yang tinggi di sekolah bukanlah salah satu hal yang Sohyun harapkan. Dirinya merasa amat tenang dengan kehidupannya selama ini meski tidak banyak orang yang mengenal dirinya. Dekat dengan oran...