Bagian 4: Pervicacious

286 76 20
                                    

Up subuh, ada yang udah bangun? Atau mungkin masih ada yang melek after begadang semalem?

Budayakan vote ⭐ sebelum membaca.
Dan tinggalkan komentar setelah membaca.
Saling menghargai itu indah.

-
-
-

Pendidikan jasmani/olahraga, salah satu pelajaran yang cukup menguras banyak tenaga karena mengharuskan para murid untuk banyak bergerak. Belum lagi jika materi yang di ajarkan mengharuskan para muridnya untuk berada di lapangan yang di temani langsung oleh sang mentari, hal itu benar-benar menguras banyak tenaga.

Bagi sebagian orang yang mungkin tidak terlalu suka atau memang tidak begitu pintar dalam hal akademik yang mengharuskan otaknya bekerja begitu keras untuk berpikir, pelajaran ini mungkin akan menjadi pelajaran yang akan di sukainya. Pelajaran ini tidak mengharuskan orang-orang yang melakukannya untuk menghafal rumus, hanya mungkin terkadang harus menghafal beberapa teknik permainan atau mungkin harus memikirkan strategi apa yang harus di gunakan—tergantung pada jenis olahraga seperti apa yang sedang di mainkan. Dan kebanyakan orang-orang yang menyukai hal ini adalah para siswa—meskipun tidak jarang para siswi juga menyukainya.

Tapi jika boleh jujur, pendidikan jasmani/olahraga ini adalah salah satu pelajaran yang cukup tidak di sukai oleh Sohyun. Gadis itu bilang jika pelajaran ini terlalu banyak menggunakan tenaga yang membuatnya mudah kelelahan, dan Sohyun tidak suka itu. Sohyun lebih suka pelajaran yang mengandalkan otaknya—ya meskipun kapasitas otaknya memang tidak begitu bagus, tapi itu lebih baik daripadanya olahraga. Dan hal itu cukup jelas terlihat dari nilai olahraga yang di dapatkannya selama ini.

Namun meskipun Sohyun tidak menyukai pelajaran olahraga, ia tetap berusaha keras untuk melakukan yang terbaik. Setidaknya hal itu tidak akan membuat nilainya begitu jomplang.

Tapi hari ini sepertinya Sohyun tidak cukup baik melakukannya. Terbukti dari bagaimana gadis itu yang kini sedang duduk di pinggir lapangan dengan tatapan yang lurus ke depan—ke arah teman-temannya yang sedang melakukan permainan sederhana untuk mengisi sisa jam pelajaran yang tersisa setelah pengambilan nilai. Mereka di larang untuk meninggalkan lapangan sebelum jam pelajaran berakhir, jadi itulah yang membuat Sohyun masih di sana meski dia tidak tahu harus melakukan apa.

Sohyun tidak bisa ikut bermain bersama teman-temannya. Bukan karena Sohyun tidak suka berbaur, tapi karena kakinya yang sedikit cedera setelah pengambilan nilai tadi.

Jadi saat pengambilan nilai untuk materi lari estafet tadi kaki Sohyun sedikit terkilir, tapi saat itu Sohyun tetap melakukan tugasnya untuk memberikan tongkat yang ada di tangannya pada rekan satu timnya meski sedikit tertatih. Sohyun tidak ingin membuat nilai teman satu timnya buruk karena dirinya, jadi Sohyun tetap memaksakan dirinya.

Awalnya Sohyun pikir ia akan baik-baik saja, tapi lama-lama ia merasa kakinya semakin sakit dan terlihat sedikit membengkak. Sohyun tahu dirinya harus segera pergi ke UKS untuk di obati, tapi Sohyun pikir ia akan melakukannya nanti setelah jam pelajaran berakhir.

"Sohyun, kau baik-baik saja?" Sohyun yang posisinya sedang menatap lurus ke depan, tiba-tiba tertegun dengan sebuah suara yang datangnya dari arah samping kanannya. Sohyun menolehkan kepalanya dan menemukan seorang gadis yang tadi berada satu tim dengannya saat pengambilan nilai kini sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Aku baik-baik saja," ucap Sohyun dengan membubuhkan sedikit senyuman.

"Tapi kakimu sepertinya terkilir. Kau yakin kau baik-baik saja?" tanya Hyesoo—gadis itu—memastikan. Karena ia tadi melihat sendiri bagaimana kaki Sohyun tergelincir saat berlari, dan ia yakin itu pasti menyakitkan.

Selenophile ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang