" Raka. Bangun Rak. Astaga susah banget bangunin kamu tuh." Keluh Nathan sembari menepok-nepok pantat Raka yang sedari tadi tak bergeming dalam lelap tidurnya.
" Gimana jadinya kalo papa masih susah di bangunin kayak dulu. Udah sama-sama telat ini kita." Geleng Nathan sembari kembali mengecek arlojinya. Emang masih jam setengah 6, tapi Nathan ngeri sama macetnya.
" Raka. Ini kamu papa guyur air segalon ya?" Ancam Nathan tapi Raka masih tak bergeming. Emang susah banget bangunin Raka. Sama halnya kayak Nathan dulu, cuma karna tanggung jawab, Nathan mengubah banyak hal dalam hidupnya. Dari yang paling remeh macam bangun pagi sampe ke hal paling krusial dalam hidupnya, yaitu menjadi seorang ayah di usia muda.
Tak kunjung bangun, akhirnya Nathan naik ke ranjang sang putra lalu memeluki sang anak dan mendusal-dusal di pipinya hingga tidur Raka terganggu.
" Paa! Geli! Geli pa!" Seru Raka ketika Nathan mulai menggelitikinya.
" Terserah. Biar ngompol sekalian!" Seru Nathan masih memeluk Raka sembari menggelitikinya.
" Lagian susah banget bangunin kamu." Ujar Nathan lagi tak menghiraukan pekikan pekikan Raka yang meronta ronta di pelukannya.
" Iya pa! Ampun pa! Ini Raka bangun! Suer ini Raka banguuunnn! Papa udaahhh!"
Nathan tersenyum miring lalu akhirnya bergerak bangkit. Raka terperangah lelah karna ulah sang ayah.
" Ini serius papa jahat banget." Keluh Raka.
" Ntaran aja jahat-jahatnya. Mandi sana, abis itu sarapan. Buruan ya Rak. Papa tunggu di meja makan."
" Iyaaa-- Eh pa?"
Nathan yang sudah hendak turun dari ranjang sang anak itu menoleh.
" Jangan lupa ke sekolahan Raka ya buat rapat?"
Nathan mengangguk.
" Iya. Jam 9an kan? Abis dari kampus nanti papa langsung kesana. Dah buruan sana mandi."
" Okey boss!"
*
*
*Nathan mengernyit heran saat mendapati atensi pemuda mungil di sebelah teman seangkatannya yang kini ikut menatapnya canggung itu. Keduanya berada di depan kantor Jurusan Ilmu Hukum dan kentara sekali keduanya kini tengah menungguinya.
" Lang?" Panggil Nathan kepada teman seangkatannya sebelum si pemuda mungil sempat menyapanya.
" Nath? Nyari Dospem?" Basa basi Langit. Nathan menggeleng.
" Nyari dosen penguji. Bu Sani, liat ga?" Tanya Nathan.
" Belum keliatan. Di dalem juga kosong. Kayaknya lagi pada ngajar." Ujar Langit lagi.
" Oh gitu. Makasi infonya. Kamu sendiri ngapain? Skripsinya udah nyampe mana?" Tanya Nathan basa basi. Sesekali ia melirik pemuda mungil berambut cepak yang tak lagi mengenakan topi itu. Pemuda itu pura-pura tak menatap ke arahnya saat Nathan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent | Jaemren
FanfictionWelcome to : 22th My Jaemren Fanfic " Young Parent" Start : 14 februari 2023