6

3.3K 571 106
                                    



Reykano melirik Raka yang sedari tadi duduk anteng di kursi batu gazebo di depan kelas menunggui sang ayah yang kini tengah melakukan pertemuan dengan wali kelasnya. Sesekali pemuda itu berbicara dengan teman-teman yang datang menghampirinya atau menolak ketika di ajak pergi oleh sang teman karna tidak enak jika harus meninggalkan teman sang ayah sendirian.


Reykano sendiripun juga sedang gelisah di tempatnya. Jutaan pertanyaan berseliweran di otak Reykano hingga ia greget sendiri nemikirkan bagaimana cara memulai percakapan dengan anak sang crush.




" Raka?" Setelah sekian lama, barulah Reykano bisa memulai percakapan setelah merunut urutan pertanyaan yang akan ia ajukan kepada si remaja.




Raka menoleh, menatap teman sang ayah perhatian.



" Iya om? Kenapa?"



Rey memejamkan matanya frustasi ketika di panggil om oleh bocah yang tingginya sama dengan dirinya.



" Jangan panggil om dong."



" Trus panggil apa?" Tanya Raka bingung.



" Panggil Rey aja." Jawab Reykano cepat. Tapi Raka menggeleng.



" Jangan om. Ntar papa marah, nggak sopan manggil yang lebih tua cuma pake nama aja."



Rey menghela nafas lelah.



" Yaudah terserah kamu aja. Saya cuma mau nanya."



Raka mengangguk.



" Tanya aja om. Tapi pasti om mau nanya, apa bener aku anak papa Nathan apa bukan?" Tebak Raka. Reykano kaget, tapi tetap mengangguk.



" Iya." Jawabnya.




" Aku beneran anak papa Nathan-"




Reykano menaikkan alisnya, benar-benar tak percaya.




" - Tapi bukan anak kandungnya. Raka di adopsi. Di adopsi dari panti asuhan." Lanjut Raka.



Reykano mengernyit. Di adopsi? Kalo di adopsi seharusnya jadi adiknya Nathan dong?



" Bukan. Aku bukan di adopsi sama orangtua papa. Tapi papa Nathan sendiri yang adopsi Raka om."



Reykano kembali kaget.



" Kamu bisa baca pikiran orang ya?!" Kagetnya. Raka tersenyum lalu menggeleng.



" Enggak kok. Cuma setiap ada yang nanya hubungan aku sama papa, pasti pertanyaannya selalu sama." Jelas Raka. Reykano mengangguk. Pantesan.



" Orangtua papa udah meninggal om. Kecelakaan." Terang Raka lagi. Entah berapa kali Reykano kaget dalam beberapa jam terakhir. Apapun yang berhubungan dengan Nathan selalu membuatnya kaget.



" Jadi dulunya papa, kakek sama nenek donatur tetap di panti asuhan Raka. Jadi setelah kecelakaan itu, Papa dateng ke panti asuhan dan minta buat adopsi Raka." Tanpa di minta Raka kembali cerita.


" Tapi kenapa manggilnya papa? Saya rasa umur kalian ga beda jauh. Kenapa ga adek kakak aja gitu?" Reykano menyuarakan keheranannya.


Raka tersenyum.



" Raka juga mikir gitu om. Mungkin Raka bakalan di adopsi jadi adiknya papa. Tapi ternyata papa minta Raka buat manggil dia papa. Awalnya Raka gamau. Tapi setelah tau alesannya papa minta begitu, akhirnya Raka nyoba buat ngebiasain diri buat jadi anak papa. Lagipula kami kenal udah lama, bahkan sebelum papa ngadop Raka, papa juga udah perhatian sama Raka. Ngga ada alesan buat Raka nolak semua kebaikan papa."



Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang