" Udah?" Tanya Raka. Si pemuda yang di tanya mengangguk.
" Udah. Yuk." Jawabnya lalu keduanya beriringan masuk ke cafe yang Raka rekomendasikan.
" Sebenernya ini cafe langganan papaku." Ujar Raka sembari mencari meja kosong. Justin yang sebelumnya ikut menoleh kanan kiri itu mengangguk.
" Kamu ama papamu suka makan disini?" Tanya Justin. Namun sang teman tak menjawab membuat Justin menoleh, mendapati Raka yang tatapannya terpaku ke sisi kanannya. Justin pun ikut mengalihkan pandangannya, ingin tau apa yang sang teman lihat.
" Rak?" Panggil Justin. Raka menoleh. " Liat apa?" Tanyanya.
" Papaku." Jawab Raka pelan. Justin terkejut lalu kembali menatap kedua orang yang sebelumnya di lihat Raka. Keduanya tampak sedang menikmati makanan sembari mengobrol. Tapi demi di lihat orang yang Raka sebut papanya itu tak terlihat seperti bapak-bapak, Justin menggeser pandangannya ke meja lain. Dan tak ada siapapun yang terlihat berpotensi sebagai bapak-bapak disana.
" Papamu?? Yang mana?" Tanya Justin lagi masih mencari-cari.
" Yang pake jas." Jawab Raka. Justin mengembalikan pandangannya ke meja pertama karna pria disana satu-satunya yang pakai jas.
" Rak becanda ah." Sahutnya cepat. Raka menoleh, lalu tersenyum.
" Emang papaku kok. Mau kesana?" Tanya Raka. Justin sesaat terpaku.
" Rak? Beneran?" Justin memastikan. Raka mengangguk.
" Bentar... Kok papamu muda banget?" Justin masih tak percaya.
" Mau kesana nggak? Biar tau aku bohong apa enggaknya."
Justin langsung menggeleng. " Nggak. Nggak dulu. Aku belum siap ketemu papamu."
" Kenapa mesti ga siap segala?" Heran Raka. Justin mengeluh.
" Ya gimana? Dadakan banget ketemu camer."
Raka menyikutnya membuat si pemuda mengaduh. " Camer camer. Kek kita punya hubungan aja."
" Ya sabar. Nanti. Minta izin papamu dulu."
Raka menatapnya tak percaya. " Becandanya ga lucu."
" Siapa juga yang becanda?" Gerutu Justin.
" Jadi mau cari tempat lain aja?" Tanya Raka mengalihkan. Justin sesaat terlihat ragu.
" Gausah. Disini aja Rak. Tapi ngumpet dulu gimana? Disana deh disana. Tempatnya rada tersembunyi." Tunjuk Justin. Raka mengikuti arah pandangan Justin lalu mengangguk. Pemuda itu juga ragu untuk menghampiri sang ayah.
Keduanya kini duduk berhadapan di meja yang memang terhalang tanaman palem, tapi Raka dan Justin masih bisa melihat dengan jelas ayah Raka yang masih berbincang-bincang dengan seseorang.
" Rak? Beneran papamu kan?" Pertanyaan Justin membuat Raka yang sebelumnya masih memperhatikan sang ayah kini menoleh.
" Iya. Kan aku pernah bilang papaku emang masih muda?"
Justin menggaruk tengkuknya. " Ya kamu pernah bilang. Tapi aku ga expect bakalan semuda itu. Kayaknya ga beda jauh umurnya. Atau papamu baby face?"
" Emang ga beda jauh. Aku sama papa cuma beda 5tahun." Jawab Raka santai.
" Rak..." Justin speechles. Raka tersenyum maklum. Udah sering dia menghadapi yang beginian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent | Jaemren
FanfictionWelcome to : 22th My Jaemren Fanfic " Young Parent" Start : 14 februari 2023