24

3.1K 374 30
                                    


Nathan menepikan mobilnya di depan pagar rumah bertingkat dua itu di iringi dengusan kesal pemuda yang duduk di sebelahnya.


" Beneran kamu ga bakal ngebiarin aku nginep di apartemenmu? Semalem doang Nath, astaga!"


Nathan tersenyum, meraih tangan Reykano lalu menggenggamnya. " Gabisa Rey. Aku udah janji sama Chello buat anter kamu pulang. Mama papa kamu khawatir." Ujarnya sembari menggeleng pelan.

Reykano menarik tangannya dari genggaman tangan Nathan lalu bersidekap. " Yaudah. Aku ga bakalan turun."


Nathan menatap Reykano yang masih bersikap kekanakan itu untuk sesaat sebelum berucap. " Gimana kita bisa nikah kalo kamu gamau ngadepin mama papamu Rey?"

Reykano menoleh cepat. " Ya tapi.."


" Sstt. Udah. Ayo aku anter ke dalam." Ujarnya sembari membuka seatbeltnya.


" Ngapain? Gausah gausah. Ngapain segala ikut ke dalem." Ujar Reykano heboh. Nathan menoleh.

" Ya nganterin kamu. Sekalian mau minta maaf sama mama papamu karna udah bawa anaknya tanpa izin."


Reykano menaikkan alisnya. " Aku bukan bocah perawan yang kemana mana mesti minta ijin sama orangtua ya. Aku ini udah laki-laki dewasa yang ngga bergantung lagi sama orangtua dan udah bisa nyari duit sendiri."


Meskipun di point 'dewasa'nya Nathan kurang setuju, tapi Reykano benar. Dia bukan lagi bocah kemarin sore yang hidupnya bisa di atur-atur. Tapi pergi tanpa izin orangtua itu tetap saja tidak bisa di benarkan. Apalagi disini orangtua Reykano sangat mencemaskan sang anak karna pergi dalam keadaan marah.


" Papa mamamu pasti marah banget Rey." Ujar Nathan masih berusaha untuk membujuk Reykano agar ia bisa menemui kedua orangtuanya untuk minta maaf. Tapi Reykano menggeleng.

" Udah biasa. Yaudah deh. Aku masuk dulu. Kamu hati-hati di jalan." Ujarnya sembari meraih tangan Nathan untuk di salimi. Nathan heran sendiri dibuatnya.

" Kok kamu kayak bocah gini?" Nathan menyuarakan keheranannya.


" Bukan bocah. Tapi simulasi jadi istri berbakti kepada suami." Balas Renjun sembari mencuri kecupan di pipi kiri Nathan. " Yaudah aku masuk dulu."


Sesaat Nathan terpaku namun ia segera tersadar saat melihat Reykano yang terlihat kesusahan keluar dari mobilnya.

" Rey. Kakinya--"


" Sakit dikit ga ngaruh." Balas Reykano sembari menyeringai. Padahal sedari pagi ia tak berhenti mengeluh karna kesakitan dan terpaksa melakukan kegiatan apapun(Read: jalan-jalan doang) menggunakan kursi roda atau di gendong Nathan.

Nathan menghela nafas pendek sebelum mengangguk mengalah.


" Yaudah. Tapi kalo ada apa-apa, kasih tau aku." Ujar Nathan. Reykano mengangguk.


" Iyaa. Dahh Sayang. Hati-hati di jalan!"

*
*
*

" Tapi beneran kan Chel kokoh kamu bakalan pulang ke rumah?" Wendy sekali lagi memastikan.



Chello yang asik ngegame online di ponselnya itu mengangguk. " Iya tante. Mas Nathan bilang udah otw kesini."



Wendy menatap Cakra yang sedari tadi duduk diam di tempatnya. Wendy tak bisa menerka apa yang sedang suaminya itu fikirkan.



Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang