11

2.8K 482 9
                                    



" Silakan di makan. Maaf seadanya." Ujar Nathan ke Reykano yang sibuk melongok seisi meja. Pemuda itu mendongak lalu menatapnya tak percaya.


" Buset. Banyak gini di bilang seadanya?" Reykano menunjuk piring-piring di atas meja yang memang berjumlah cukup banyak.



Nathan tersenyum sedangkan Raka di sebelahnya sedari tadi tampak tak enak hati karna meskipun banyak, tapi makanan yang di hidangkan sang ayah hanya masakan-masakan sederhana macam oseng tempe, goreng tahu, ikan tuna goreng, sambal dan makanan sederhana lainnya. Yahh, yang biasa mereka makan tentunya. Bukannya Raka malu dengan apa yang ayahnya sajikan kepada sang penolong, tapi Raka punya rencana yang lebih baik daripada membawa sang teman kuliah sang ayah ke apartemen mereka.


" Paa. Kenapa ga makan di resto aja kek sesekali?" Bisik Raka merengek ke Nathan. Nathan menoleh lalu tersenyum simpul.


" Papa udah keburu masak. Mubazir kalo nggak di makan. Jarang-jarang loh papa masak. Mana masaknya banyak." Nathan balas berbisik. Raka menghela nafas pelan lalu mengangguk walau masih cemberut.


Di depan sana Reykano sudah mengambil ini itu dan memenuhi piringnya. Saat pemuda itu hendak menyuap nasinya, ia sadar jika tuan rumah belum menyentuh piring membuat Reykano buru-buru menurunkan kembali sendoknya.



Dan keduanya menyadari gerak gerik Reykano membuat Nathan buru-buru mengambil centong nasinya.



" Lanjut aja Rey. Ini kami mau mulai." Ujar Nathan yang langsung di angguki Raka.


" Iya kak. Ini kami juga mau." Ujar Raka pula.


Reykano kali ini benar-benar menaruh sendoknya kembali. " Hehe Sorry. Jadi kalap karna ngeliat sambel sama lalapan." Ujarnya sembari menyengir lebar. Sejujurnya perutnya memang meronta lapar setelah melihat masakan rumahan yang entah kapan terakhir di makannya itu. Selama ini di Perancis ia hanya makan masakan barat dan saat kembali ke rumah, pemuda itu selalu makan diluar.


Nathan tersenyum sedangkan Raka tergelak. " Gapapa kak. Udah ayo lanjut. Semoga kak Rey suka sama masakan papa."



Nathan menoleh. " Bukannya seharusnya papa yang bilang gitu?" Tanya Nathan. Raka ikut menyengir lebar.


" Semoga suka Rey." Nathan berbalik menatap Reykano yang balas mengangguk lalu memberikan gestur oke.


" Ayo makan."


*
*
*


" Rey."


Reykano menoleh lalu mendapati Nathan yang baru saja datang sembari membawa dua cangkir kopi lalu menyodorkan salah satunya kepadanya.



" Thanks." Ujar Reykano setelah mengambil kopinya lalu kembali berbalik, menumpukan sikunya ke pagar balkon, menikmati pemandangan malam di lantai 9 apartemen Nathan.


" Sekali lagi makasi karna udah bantuin Raka." Di sebelahnya, Nathan berbicara. Reykano tersenyum simpul.


" Gue ga ngitung, tapi daritadi lo bilang makasinya kebanyakan." Sahut Reykano santai. Nathan di sebelahnya tak menjawab membuat Reykano menoleh, menatap wajah tenang Nathan yang ikut memandang gemerlapnya lampu ibukota.


Cukup lama Reykano menatap- ah atau lebih tepatnya mengagumi paras pemuda dewasa yang ada di sebelahnya itu. Reykano sama sekali tidak bohong, Nathaniel itu sangat sangat tampan. Dari dulu gak berubah, gantengnya masih awet teriak otaknya Reykano.



Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang