9

4.1K 635 84
                                    





" Ya ngapain naek kereta segala anjir? Bisa gembos pantat gue duduk di kereta lama-lama." Decih Haikal. Reykano balas berdecak.


" Nanggung banget goblok. Ke jogja doang segala pake pesawat. Hemat ongkos sat." Debat Reykano.


Haikal hendak menjawab, tapi kerumunan orang di pinggiran jalan menarik perhatian si pemuda.



" Ngapain tuh?" Tanya Haikal sembari menunjuk kerumunan yang tak jauh di depan mereka. Reykano pun ikut menatap ke depan mereka.



" Kecelakaan kali." Balas Reykano tak begitu peduli. " Pantesan ini jalan lelet amat daritadi."


Haikal mengangguk. Memang jalanan rada macet dari tadi. Tapi kerumunan yang berpusat di pinggir jalan itu tak begitu ramai. Mungkin sekitar sepuluhan orang, itupun sebagian dari mereka berada di bagian depan sebuah sedan berwarna silver.



Setelah agak dekat, Haikal menurunkan kaca mobil dan terdengarlah teriakan-teriakan seorang ibu-ibu yang tak begitu jelas apa yang ia ucapkan.



" Buset. Lagi berantem apa lagi gimana?" Komentar Haikal saat mobil Reykano sudah mendekati pusat kerumunan.


Reykano tak begitu peduli. Mobil yang jalannya seperti siput itu cukup menguras kesabarannya.



" Njir. Kayaknya ntu ibu-ibu abis di tabrak." Komentar Haikal membuat Reykano melirik ke arah kirinya, sedikit kepo karna daritadi Haikal tak berhenti berkomentar.



Dan benar saja, kerumunan itu berpusat pada seorang pemuda dan seorang ibu-ibu. Pemuda itu terlihat tertunduk dan hanya diam saat ibu-ibu itu menunjuk-nunjuknya sembari memaki-maki.



Reykano menyipitkan matanya, berusaha menatap lebih jelas si pemuda yang terlihat begitu familiar di matanya. Reykano terkejut setelah memastikan jika pemuda yang tengah di marahi itu adalah pemuda yang di kenalnya.



" Eh eh? Ngapain??!" Haikal tersentak saat sadar jika mobil Reykano kini perlahan keluar dari jalur yang kembali macet dan menepi.



Reykano tak menjawab. Segera setelah memarkirkan mobil, pemuda itu buru-buru keluar tanpa menghiraukan Haikal yang terus saja berseru-seru memanggilnya.



Reykano bergegas menghampiri kerumunan dan menyeruak di antara orang-orang yang mengelilingi si pusat masalah.


" Saya gamau tau! Kamu harus ganti rugi!"


Reykano menyelak di antara si pemuda dan si ibu-ibu membuat si ibu-ibu menatapnya dengan tatapan garang.


" Siapa kamu?! Ngapain kamu ngalangin saya segala?!" Sembur si ibu-ibu kepada Reykano. Si pemuda yang merasa ada orang yang kini berdiri di antara dirinya dan ibu-ibu itu kini mengangkat wajahnya.


" Ini kenapa Raka?" Tanya Reykano.


Pemuda itu, yang ternyata adalah Raka sedikit tersentak setelah melihatnya.



" Kak Rey?" Panggilnya. Reykano mengangguk.



" Syukur deh kamu ngenalin saya. Nggak kek bapak kamu tuh. Songong bener nggak ngenalin." Ujarnya. Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan si ibu-ibu yang di belakangi Reykano masih merepet sembari berusaha mendorong-dorong Reykano yang menghalangi pandangannya ke si pemuda yang tengah ia maki-maki.



" Kenapa Rak? Ada masalah apa?" Tanya Reykano lagi. Pemuda itu menepis tangan si ibu yang berusaha mendorong tubuhnya agar menyingkir.



" Ngapain sih bu pegang-pegang?! Saya laporin polisi baru tau rasa." Ketus Reykano sembari melotot ke si ibu-ibu.



Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang