22

3K 417 42
                                    



Deburan ombak yang memecah pantai dan pemandangan dua sejoli yang sedang saling berpagutan semenjak bermenit-menit yang lalu menjadi latar belakang malam yang tak begitu gelap itu.


Sang dominan memagut bibir sang submisif dengan mesra, yang di balas pagutan tak sabaran oleh sang submisif. Tangan keduanya bersilangan, gencar saling mengeksplor kulit masing-masing.


Namun kegiatan itu seketika terhenti kala tangan besar Nathan menahan tangan tak sabaran Reykano yang hendak mengusik bagian selatannya yang sedaritadi terbangun 'hanya' karna desahan seksi si pemuda berbadan mungil.



" Rey.."


Reykano menatap Nathan bingung kala wajah si pengacara muda menjauh dan tangannya di bawah sana tertahan.


" Kenapa?" Tanyanya tak sabaran.



" Jangan pegang Rey. Lagi sensitif." Jawab Nathan sembari membawa tangan Reykano ke sisi tubuhnya.


" Hah?" Reykano menjadi semakin bingung. Hasratnya yang sedang berada di puncak membuat Reykano tak begitu mengerti dengan apa yang Nathan ucapkan.


Tapi Nathan tak menjelaskan, malah kembali merapatkan tubuhnya ke tubuh Reykano, mengecup bibir dan leher Reykano bergantian membuat si pemuda Chindo tak lagi memikirkan apapun selain kembali mendekap kepala Nathan membuat si pemuda harus mengeluarkan sedikit tenaga agar wajahnya bisa menjamah bagian lain dari kulit Reykano yang sebagian terbuka.


Erangan Reykano kembali terdengar tatkala Nathan menghisap kuat kulit di sekitar dadanya dan membuat beberapa tanda kemerahan disana.


Hasratnya yang tadinya sedikit surut kini kembali memuncak membuat Reykano buru-buru menanggalkan kemeja pantainya lalu dengan sekali rabaan, tangan Reykano sudah menemukan kait celana jeans selutut Nathan. Dan tanpa si pemiliknya sadari, kait itu sudah terlepas yang di susul dengan gerakan terburu Reykano menurunkan resletingnya.



Dan di saat itulah Nathan yang tengah mengusak lidahnya ke leher Reykano itu tersadar. Wajahnya kembali menjauh.


" Rey.."


Tangan Reykano yang hendak menjamah sesuatu yang menonjol di balik celananya itu kembali terhenti, pemuda itu mendongak dengan wajah separuh jengkel.


" Apalagi Nath?" Tanyanya.


" Jangan."


" Jangan apanya?" Tanyanya lagi cepat.


" Jangan disini. Malu kalo ada yang liat."


Reykano melongo total.


" Malu??"


Di temaramnya cahaya bulan, wajah tampan itu mengangguk.



" Kamu malu? Padahal daritadi kita??" Tanyanya memastikan. Nathan menggaruk tengkuknya yang benar-benar gatal.



" Ya masa kamu mau kita telanjangan-telanjangan disini?"


Reykano menaikkan alisnya. " Apa salahnya? Ga ada orang juga kan? Buruan Nath. Udah sange beneran ini. Yakali mau di gantung?!"



" Ya tapi masa disini?" Nathan masih berusaha menahan Reykano.



" Bodoamat. Pokoknya aku sange dan kamu harus tanggung jawab. Siapa suruh grepe-grepe, nyupang-nyupang sembarangan." Tangkas Reykano dan dengan sekuat tenaga mendorong dada Nathan hingga si pengacara muda terlentang di atas pasir.


Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang