18

2.5K 406 32
                                    

" Ada, Nathaniel?"

Nathan mengangguk membuat sang atasan lega. " Ada pak. Karna nggak lagi libur panjang, ada beberapa cottage yang kosong."

" Syukurlah. Lagian kamu dadakan bawa anggota baru. Kalau misalnya jauh-jauh hari mendaftar, mungkin akan saya sewakan satu cottage untuk kalian." Ujar sang atasan. Nathan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Iya pak." Ujarnya yang tak tau harus menjawab apa.

" Memangnya anggota barumu itu siapa Nathaniel? Saya liat-liat cantik juga. Ibu buat Raka ya?" Goda sang atasan. Wajah Nathan memerah membuat sang atasan tertawa.

" Jadi bener ya?"

Nathan tersenyum kikuk. " B-begitulah Pak." Jawabnya. Karna mau apa? Tak mungkin ia mengatakan jika ia mengundang temannya ke acara perusahaan kan?

" Astaga. Akhirnya setelah sekian lama akhirnya Raka punya ibu juga. Jangan sampai kamu nggak ngundang saya ya Nathaniel?" Ujar sang atasan. Nathaniel mengangguk kaku.

" Yaudah kalo gitu pak. Saya ke keluarga saya dulu. Kasian mereka nunggu lama." Pamit Nathan yang di angguki sang atasan.

" Yaudah sana. Ajak anak dan calon istrimu main di pantai. Nanti jam 1 kumpul lagi disini buat makan siang ya."

" Baik pak. Saya permisi dulu." Ujar Nathan yang di angguki sang atasan.

Nathan bergegas meninggalkan sang atasan dan menemui Raka dan juga Reykano yang sedari tadi menunggunya.

" Gimana pa? Dapet cottagenya?" Tanya Raka. Nathan mengangguk.

" Udah. Ayo. Cottagenya yang di ujung." Ujar Nathan sembari mengambil tasnya. Raka mengangguk lalu berjalan mendahului meninggalkan sang ayah dan Reykano di belakang.

" Gue ngerepotin banget ya?" Tanya Reykano sembari memberesi tas belanjaannya ( di bandara, Nathan membelikannya beberapa baju dan juga barang-barang yang di butuhkan Reykano selama dua hari di bali)

" Ngerepotin apanya? Lagian bagus saya ambil cottage baru biar Raka lebih bebas." Ujarnya. Sebelumnya Nathaniel mendapat pembagian cottage bersama dengan rekan sesama pengacaranya yang tak membawa keluarganya untuk ikut family gathering karna memang masih bujangan. Jadi karna ada Reykano, sekalian saja ia mengambil cottage baru agar keduanya merasa nyaman.

" Udah berapa juta yang lo keluarin buat gue Nath. Ntar gue ganti deh kalo udah pulang."

" Udahlah. Gausah di fikirin. Kamu juga bantu saya sama Raka ga pernah perhitungan." Jawab Nathan sembari mendorong punggung Reykano agar segera menyusul Raka yang sudah berada jauh di depan.

" Beda anjir. Gue ngebantu kalian ga pake uang."

" Shut! Gausah protes."

*
*
*

" Papa nggak ikut?" Tanya Raka saat Nathan memilih merebahkan dirinya di kursi pantai di bawah naungan payung besar. Sedangkan Reykano di depan sana sudah berlarian merancah ombak dengan riangnya.


Sang ayah yang hanya mengenakan celana pantai dan juga kacamata hitam itu menggeleng. " Kalian aja. Papa mau tidur sebentar. Udah gak kuat, papa ngantuk."

" Ini papa nggak akan masuk angin kan?" Raka yang mengkhawatirkan sang ayah yang bertelanjang dada.

" Panas gini Rak. Udah. Sana main." Nathan merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel dan juga dompetnya. " Ini. Mana tau kalian butuh. Main sepuasnya oke."

Young Parent | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang