Selamat Membaca❤️
38. Ingin kembali seperti keluarga cemaranya yang duluDi kediaman rumah Mikara dan Rain mereka sedang makan malam bersama Gerhana. Cowok itu hanya diam dengan tangan masih sibuk menyendok makanan ke dalam mulutnya.
Sejak tidak ada Gravitasi dan Bintang, Mereka makan malam hanya sekedar makan tanpa ada perdebatan dan topik saat makan.
Ketika hari pertama Bintang pergi dari hidup mereka, Rasanya sangat pahit dan pedih. Bocah lelaki berusia 3 tahun yang tidak bersalah sedikitpun malah terlibat kasus yang membuat nyawa anak itu menjadi korbannya.
Tidak ada makan malam istimewa bagi mereka. jika Gravitasi ataupun Gerhana yang melihat keluarga orang lain selalu harmonis dan bahagia, Maka Gravitasi dan Gerhana adalah orang pertama yang akan merasa iri dengan kebahagiaan keluarga orang lain.
Orang lain yang hidup tak bercukupan meski tinggal dibawah jembatan sekalipun tapi mereka tetap bahagia punya keluarga seadanya. Hidup sederhana dengan diselimuti lautan kebahagiaan.
Mereka sudah meyelesaikan acara makan malamnya. Tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka.
"Ge" Panggil Mikara. Setelah semuanya sudah menyelesaikan makan malamnya.
Gerhana menatap ke arah Mikara yang memanggilnya. "Iya ma?"
"Kenapa dari tadi kamu cuma diam aja?" Tanya Mikara. Tidak seperti biasanya Gerhana yang sangat suka berbagi cerita dengannya bahkan untuk bermanja dengan Mikara saja tidak ada lagi ia lakukan.
"Nggak ada, Gerhana cuma capek aja" balasnya. Bukan capek karna kuliah atau hal apapun, Gerhana capek dengan keluarganya!
"Capek kenapa? Kamu sakit?" Tanya Mikara memastikan. Sedangkan Rain hanya menyimak percakapan amtara ibu dan anak itu.
Gerhana tersenyum. Harusnya Mikara tak bertanya seperti itu padanya, Bukan pada Gerhana tapi Gravitasi lah yang harus dipertanyakan seperti itu. Pasti adiknya akan sangat senang jika Mikara khawatir pada kesehatannya. Pikir Gerhana.
"Mama bisa nanya kayak gitu sama aku, Aku sehat ma. Tapi anak mama, Gravitasi. Mama nggak pernah tanya soal dia, Mama nggak tau kondisi Gravi semakin parah atau membaik mama nggak mau tau. Mama sama papa egois. Kalo seandainya ada sesuatu hal yang terjadi sama Gravitasi mama sama papa bahagia? Gerhana tanya, kalo Gravitasi pergi ninggalin kita setelah Bintang apa kalian akan bahagia?" Ucap Gerhana penuh dengan penekanan, Biarkan orang-orang bilang kalau Gerhana adalah anak yang tidak memiliki sopan santun dan tata krama kepada orang tua, Gerhana terima jika orang lain mengatakan itu.
Mikara dan Rain diam. Dulu bagi mereka kesehatan Gravitasi adalah hal yang sangat penting bagi mereka, Lebih dari segala-galanya. melihat Gravitasi bahagia adalah kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
"Cuma karna Bintang, Kalian buang Gravitasi. Untung ada kakek sama nenek yang mau merawat Gravitasi sampe sekarang. Jangan pikir kalo Gravitasi kuat selama ini" pungkas Gerhana.
Lagi-lagi Mikara dan Rain terdiam. Di dalam hati mereka bertanya-tanya bagaimana keadaan Gravitasi sekarang, Apakah anak gadis mereka menjalani pengobatan dengan baik?
"Gerhana nggak kuat kayak gini terus, Jujur Gerhana iri liat keluarga orang lain yang penuh dengan kebahagiaan. Mereka hidup sederhana tapi mereka bahagia. Sedangkan kita? Kita hidup berkecukupan tapi sama sekali nggak ada kebahagiaan disini. Udah hampir 3 tahun Gerhana nggak pernah merasakan yang namanya bahagia" ucap Gerhana lalu berdiri dari duduknya, Dan pergi ke arah kolam renang belakang.
"Gerhana" teriak Mikara yang hendak mengejar anak sulungnya itu.
"Ma, Biarin Gerhana sendiri. Nggak ada yang salah dari omongannya tadi. Dia bener" ucap Rain pada Mikara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaSeorang Gadis yang bernama Gravitasi Aurorasia Lackenzie yang hidupnya yang sangat begitu rumit akhir-akhir ini. Timbul sebuah kesalahpahaman sejak adiknya meninggal. dirinya Menderita penyakit Leukemia sejak usia 7 tahun. Keluarganya merahasiakan s...