GRAVITASI BUMI 44

99 5 0
                                    

Selamat Membaca❤️
44. Bumi patah hati

Ketika Bumi hendak mencari tempat dengan spot yang bagus di cafe itu sebelum teman-temannya datang untuk berkumpul nanti Bumi berjalan mengelilingi cafe untuk memilih tempat.

Tapi pemandangan lain lah yang dilihat Bumi, Melihat gadis yang sudah tidak asing lagi baginya sangat tampak  bahagia dengan seorang cowok yang menabraknya di depan cafe tadi.

Dari kejauhan Bumi menggelengkan kepalanya  berharap apa yang dilihatnya ini tidaklah benar.

Melihat Gravitasi sangat cantik dengan tawanya dan senyum yang terpatri indah di wajahnya, Tapi sayang senyuman itu ditujukan buat cowok yang ada di hadapannya saat ini.

"Ohh.. Jadi dia cowok yang lo maksud waktu di danau itu. Ternyata gue aja yang kegeeran sama lo Vi" gumam Bumi ketika mengingat kejadian di taman dulu.

Tangan Bumi mengepal tanpa disadarinya seperti orang yang sedang melihat pacarnya sedang bersama cowok lain.

"Arven, Jadi lo"

Cukup lama Bumi berdiri disana untuk sekedar memastikan bahwa apa yang dilihatnya ini hanya kesalahpahaman, Ternyata semakin lama Bumi melihat mereka semakin banyak pula rasa sakit yang diterimanya.

Melihat Arven menyuapi Gravitasi, melihat Arven mengacak rambut Gravitasi, dan melihat tatapan Arven yang sangat dalam sekali kepada Gravitasi. Hal kecil itu saja sudah membuat Bumi semakin sakit hati.

Ketika mendengar langkah kaki dua orang perempuan yang akan menuju ke arahnya Bumi segera pergi dari sana, Pasalnya seragam yang mereka kenakan sama persis dengan seragam yang dipakai Arven.

Acara kumpul-kumpul Bumi dengan para sahabatnya tidak jadi karna Bumi yang sudah tidak tahan dengan suasana dan tempat ini. Akan Bumi pastikan jika dirinya tidak akan pernah lagi datang ke cafe ini, Tempat yang paling menyakitkan. Jika seandainya Bumi kembali datang kesini, Pasti kejadian yang baru saja dilihatnya akan berputar kembali di memorinya.

"Woi, Mau kemana lo?" Tanya Semesta melihat Bumi tanpa menoleh sedikitpun pada mereka.

"Pulang" jawab Bumi singkat padat dan jelas.

"Lo kenapa sih? Perasaan lo tadi masih baik-baik aja sebelum kesini" Tanya Semesta sekali lagi.

"Lo sakit?" Tanya Langit memperhatikan wajah Bumi.

"Iya" balas Bumi singkat.

"Iya, Sakit hati gara-gara adek lo" Lanjut Bumi dalam hatinya.

"Tumben lo sakit bos? Kok bisa?" Tanya Agam dengan polosnya.

"Ya bisalah, Bumi kan juga manusia" Sahut Raga membuat Agam mengerucutkam bibirmya.

Tanpa berbicara lagi Bumi memutuskan untuk pulang saja karna jarak rumahnya dengan cafe ini kebetulan tidak terlalu jauh.

Sesampainya dirumah Bumi hanya berjalan lesu ke arah sofa. Di rumahnya selalu saja sepi, bahkan tidak ada orang sama sekali. Biasanya hanya ada Bi Asih yang sibuk membersihkan rumah, Tapi kemana dia sekarang pikir Bumi.

"Jadi gini ya rasanya sakit hati" ucap Bumi.

"Sakit hati? Siapa yang sakit hati den?" Tanya Bi Asih yang tiba-tiba saja muncul dibalik pintu.

"Teman, Bi" balas Bumi asal ceplos.

"Ohh.. Bibi kirain den Bumi yang sakit hati" pikir Bi Asih.

"Aku ke kamar dulu ya bi, Capek"

"Iya den, Hati-hati naik tangganya. Nanti nyungsep hehe" Gurau Bi Asih yang hanya diabaikan Bumi.

Sesampainya dikamar Bumi membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan keras. Kemudian cowok itu membuka sepatunya dan melemparnya ke sembarang arah.

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang