Selamat Membaca❤️
Rumah Tara sudah sangat ramai sekali. Banyak orang sudah mulai berdatangan, ucapan belasungkawa sudah terjejer rapi di halaman rumahnya.
Gravitasi dan Aquila masuk kedalam rumah dan mandapati Tara dan jenazah Kirana yang sudah terbaring yang sudah ditutup dengan kain panjang. Gravitasi tak sanggup melihat itu semua, sepertinya gadis itu tak sanggup membayangkan kalau jika dirinya atau keluarganya berada di posisi itu.
"Ibuu, Bangun!"
"Kemaren ibu janji bakal rayain ulang tahun bareng-bareng. Bangun bu, semua orang udah datang buat rayain ulang tahun ibu, seperti yang ibu bilang kemaren" histeris Tara.
"Tara udah siapin semuanya buat ibu. Bahkan Tara udah bikinin kue ulang tahun buat ibu"
"Ibu jangan tinggalin Tara sama ayah. Kita butuh ibu disini"
Gravitasi duduk di antara dua sahabatnya dan diikuti Aquila yang duduk di sampingnya.
"Mungkin suatu hari nanti gue juga bakal pergi ninggalin kalian semua" batin Gravitasi.
"Ibuu, Tara udah ngerti arti ucapan ibu kemaren. Tara nggak bisa kalo nggak ada ibu disini" tangis Tara kembali pecah.
Gravitasi mengusap punggung Tara untuk menenangkan gadis tersebut.
"Udah, Tar. Lo jangan kayak gini, ibu lo pasti sedih liat lo begini. ikhlasin ibu lo ya biar dia bisa istirahat dengan tenang" bisik Gravitasi pada Tara sembari menenangkan gadis tersebut.
"Nggak Vi, ibu gue belum meninggal" bantah Tara.
Sedangkan ayah Tara memilih keluar dari ruangan itu karna tak sanggup melihat jenazah istrinya dan raungan anak semata wayangnya.
"Bilang ke gue, kalo ini cuma mimpi" ujar Tara membuat mereka saling melirik satu sama lain.
"Lo nggak mimpi, Tar" lirih Raya memeluk Tara.
"Nggak Ray. Ibu pasti cuma tidur biasa, ibu gue sebentar lagi pasti bangun"
"Ibu, bangun" lirih Tara dengan lemah. Gadis itu kehilangan kesadarannya dan pingsan tepat di pelukan Raya.
"Taraa!" Raya menepuk-nepuk pipi Tara untuk membangunkan gadis itu.
Tara dibawa ke kamarnya agar gadis itu beristirahat. Kehilangan sosok ibu memang sangat tidak mudah. Bagaimana bisa mengikhlaskan wanita paling beharga dalam hidupnya, itu memang sangat tidak mudah bagi semua orang.
Jenazah Kirana sedang dimandikan. Sementara Tara masih belum terbangun dari pingsannya.
Rencananya Jenazah Kirana akan dimakamkan setelah sholat zuhur nanti. Atas keputusan keluarga almarhumah Kirana akan di makamkan di tempat pemakaman umum yang kebetulan tidak jauh dari rumah Tara.
"Kasihan Tara. Gue nggak kebayang kalau berada di posisi dia sekarang" keluh Selia.
"Tadi Pagi Tara nelfon gue dan bilang kalau ibunya kritis di rumah sakit. Pas kita udah sampe di sana dokter bilang kalau ibunya Tara udah nggak ada" ucap Raya.
Mereka terdiam seolah merasakan suatu hal yang sangat menyayat hati. Mereka juga ikut bersedih atas meninggalnya ibu dari sahabat mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/303667853-288-k48324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaSeorang Gadis yang bernama Gravitasi Aurorasia Lackenzie yang hidupnya yang sangat begitu rumit akhir-akhir ini. Timbul sebuah kesalahpahaman sejak adiknya meninggal. dirinya Menderita penyakit Leukemia sejak usia 7 tahun. Keluarganya merahasiakan s...