Selamat Membaca❤️
50. Impian Gravitasi"Kakakk" Suara Bintang menggema di tempat yang sangat sepi sekali. Hanya ada Bintang dan Gravitasi yang perlahan mulai menampakkan
Wujud tubuhnya.Tempat itu seolah hanya ditakdirkan oleh mereka berdua. Pertemuan yang sangat nyata, Namun sangat sulit untuk dipercaya.
"Bintang?" Lirih Gravitasi berjalan semakin mendekat kepada sosok anak kecil itu. Apakah dirinya sedang bermimpi?
Tangannya meraba wajah itu, Mengusap dan sesekali mencubit tangan dan pipinya lumayan keras untuk meyakinkan kalau dirinya memang tidak berhalusinasi.
"Yeayy, Aku ketemu kak Gravi lagi" Girang Bintang. Tampak sekali dari raut wajahnya sangat senang sekali.
"Bintang? Ini beneran kamu?" Gravitasi masih bingung dengan semua ini, Bocah kecil itu hanya mengangguk dengan semangat.
"Iya ini aku. Kita bisa ketemu lagi kak" Serunya.
"Kita ada dimana, Bi?" Tanya Gravitasi dengan mata yang masih mengitari sekelilingnya. Tempat ini sangat sepi dan cukup gelap.
"Kita ada di tempat yang belum pernah kakak datangi. Aku selalu main disini. Tapi aku nggak punya banyak teman disini" Jawabnya dengan nada seperti akan menangis.
Gravitasi terdiam cukup lama. Ini seperti mimpi. Bertemu dengan Bintang secara langsung. Gravitasi rindu? Iya dirinya sangat rindu dengan anak kecil ini. Tapi, Ini sangat sulit untuk dipercaya.
"Gimana kalo kakak temanin Bintang disini, Jadi Bintang nggak sendirian lagi disini, Kakak bakal jadi teman buat Bintang" Seru Gravitasi menawarkan dirinya untuk menemani Bintang disepanjang hidupnya.
Bintang menggeleng "Jangan. Nanti mama papa sama kak Gerhana bakal kesepian kalo nggak ada kakak"
"Nggak papa, Mereka bertiga itu udah bahagia. Kakak mau sama Bintang aja disini, Kasihan banget adik kakak ini disini sendirian" Sahut Gravitasi kekeh.
"Nggak boleh, Kakak harus pulang! Aku nggak papa disini sendiri. Aku masih punya teman kok disini. Kakak nggak usah khawatir" Bintang kecil berusaha untuk meyakinkan Gravitasi.
Gravitasi tak tau ingin berbicara apa lagi, Suara tangisan sangat jelas terdengar ditelinganya. Bahkan Gravitasi merasa familiar dengan suara itu. Dari mana asal suaranya?
"Bintang, Kamu dengar suara orang nangis nggak?"
Bintang mengangguk cepat "Dengar, Kakak harus pulang sekarang. Itu suara orang-orang yang sayang banget sama kakak! Kakak harus bahagia disana"
"Kakak nggak akan bahagia disana, Kakak capek sama semuanya. Kakak pengen disini aja bareng sama kamu"
"Tapi disana banyak orang yang sayang sama kakak. Mereka nanti bakal sedih kalo kakak pergi. Kasihan mama papa, Kakek nenek dan semuanya"
Suara tangisan itu semakin terdengar jelas. Tapi lebih mengarah pada suara Mikara. Hati Gravitasi menjadi tersentuh mendengar jeritan tangis orang-orang disana. Rasa pilu dan sesak menjadi satu, Gravitasi ingin kembali dan hidup bahagia bersama mereka, Tapi dirinya ingin bersama Bintang disini.
Rasanya dunia sangat tak adil untuk Adik kecilnya. Jika dirinya akan bahagia lalu bagaimana dengan Bintang yang tak akan pernah merasakan kebahagiaan itu.
"Kakak dengar suara tangis mama sama papa? Mama papa sayang banget sama kakak. Kakak harus pulang, Karna kakak udah dapat keadilan yang kakak tunggu selama ini. Kakak nggak salah apa-apa dan kakak harus bahagia"
" Oh, Iya kak. Kemaren aku dapet temen baru loh, Dia perempuan, Seumuran aku lagi. Teman aku tambah banyak deh"
Apakah tadi yang berbicara adalah Bintang? Kenapa dia sangat dewasa sekali cara berpikirnya? Gravitasi kembali terdiam karna kata-kata Bintang juga membuat hatinya luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]
Ficção AdolescenteSeorang Gadis yang bernama Gravitasi Aurorasia Lackenzie yang hidupnya yang sangat begitu rumit akhir-akhir ini. Timbul sebuah kesalahpahaman sejak adiknya meninggal. dirinya Menderita penyakit Leukemia sejak usia 7 tahun. Keluarganya merahasiakan s...