Selamat Membaca❤️
"Gravi minta pulang ke Bandung" ucap Langit.
Bumi terdiam. Ada rasa aneh dalam dirinya ketika mendengar Gravitasi akan pergi meninggalkan kota ini. "Kapan?" tanya Bumi berusaha untuk tetap biasa saja.
"Setelah dare lo sama dia selesai" pungkas Langit.
Sampai dare selesai? Gravitasi sengaja? Setelah dia bikin gue nyaman, dia pergi gitu aja? Batin Bumi.
"Kita nggak bisa biarin Gravitasi pergi dong Lang" sahut Bumi dengan tegas.
Langit mengerinyit heran "Maksud lo?"
Bumi terdiam kaku. Mengapa juga ia mengatakan itu barusan. Lagian ia memang bukan siapa-siapanya Gravitasi, mereka hanya pacaran pura-pura karna mendapat dare dari Arion.
"Kalau seandainya Gravitasi ke Bandung, dia bakal sendirian disana. Semua keluarga lo disini kan?" ujar Bumi mulai mencari alasan.
Langit mengangguk setuju "Bener juga sih" jawab Langit dengan menganggukkan kepalanya.
"Kalau Gravitasi tiba-tiba sakit gimana? Kalau sampai terjadi apa-apa sama dia siapa yang nolongin?" batin Langit sambil menggeleng.
"Itu nggak boleh terjadi, nggak boleh!" gumam Langit sembari menggelengkan kepalanya hingga mengabaikan Bumi yang terheran dengan tingkahnya.
Bumi menepuk bahu Langit dengan keras
sehingga membuat sang empu terkejut,
"Astagfirullah" reflek Langit sambil mengusap dadanya."Lo mikirin apa sih?"
"Sekarang kan lagi jamannya penculikan anak, siapa tau kalau Gravitasi disana sendirian dia diculik, dimasukin ke dalam mobil dan terus di-"
Belum sempat Langit melanjutkan ucapannya sudah di potong lebih dulu oleh Bumi "Diem lo!" tekan Bumi.
"Woi ngapain masih pada disitu? Kalian mau ngelayat atau mau ngegosip sih" kesal Sagara yang datang bersama sahabat mereka yang lainnya.
"Lagi ngomongin apaan sih? Serius amat lo berdua" tanya Arav penasaran.
"Kepo lo" balas Langit.
"Ya lagian lo keluarnya lama banget, hampir sejam. Gravitasi aja tadi udah masuk dan lo masih disini. Kita pikir lo tadi malah pulang karna nggak balik-balik lagi ke tenda" ujar Sevan.
"Eh, Raga mana? Perasaan tadi dia dateng deh" tanya Langit yang tak melihat keberadaan Raga.
"Katanya tadi mau ketemu Tara" jawab Agam yang sedari tadi hanya diam.
"Masih sempat-sempatnya aja dah tuh orang" geleng mereka.
🥀
Satu jam sudah berlalu. Kirana sudah di sholatkan dan sudah dimakamkan di pemakaman umum yang berada tak jauh dari rumah.
Tara menangis di gundukan tanah milik sang ibu yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Kirana. Tara memeluk batu nisan Kirana dan berharap ini hanyalah sebuah mimpi.
Satu persatu orang-orang sudah mulai meninggalkan makam. Disana hanya ada Tara dan temannya yang lain disana. Ayah Tara sendiri pun sudah membujuk Tara untuk kembali pulang ke rumah karna sebentar lagi akan turun hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]
Novela JuvenilSeorang Gadis yang bernama Gravitasi Aurorasia Lackenzie yang hidupnya yang sangat begitu rumit akhir-akhir ini. Timbul sebuah kesalahpahaman sejak adiknya meninggal. dirinya Menderita penyakit Leukemia sejak usia 7 tahun. Keluarganya merahasiakan s...