Selamat Membaca❤️
47. Penyesalan Rain & Mikara"Anak kecil tadi siapa?" Tanya Bumi seraya duduk di bangku yang berada tak jauh dari brankar Gravitasi.
Gravitasi membenarkan duduknya sehingga lebih menghadap ke arah Bumi. Gadis itu terdiam sebentar, Sudah tiga jam lebih dirinya bersama dengan Bumi disini. Lalu kemana perginya Langit dan Arion yang tidak kunjung datang. Apakah mereka sengaja meninggalkan dirinya dengan Bumi disini?
"Hei, Kok malah bengong" Bumi menjentikkan jarinya tepat di wajah Gravitasi, Hingga membuat gadis itu terlonjak kaget.
"L-lo nanya apa tadi?" Tanya balik Gravitasi.
Bumi menghela nafasnya pelan "Anak kecil yang ditaman tadi siapa?" Tanya Bumi untuk yang kedua kalinya.
"Oh.. Newa. Gue ketemu sama dia beberapa hari yang lalu ditaman belakang rumah sakit. Dia setiap pagi selalu ada disana. Kadang sendiri dan kadang juga bersama suster dan ibu panti. Dia menderita penyakit jantung sejak masih bayi. Gue kasian banget sama dia"
"Dia nggak tau kalo orang tuanya udah nggak ada, Ibu panti bilang kalo Newa sering banget mimpi buruk dan sering banget nanyain dimana orang tuanya. Dia juga sering ngeluh karna sakit, Gue beneran kasian sama Newa. Lo liat kan tadi dia pucat banget, Nggak ada semangatnya sama sekali. Gue bisa ngerasain itu"
Bumi terdiam mendengarnya. Ada rasa kagum terhadap Gravitasi. Disaat gadis itu juga merasakan sakit yang bisa membuat nyawanya melayang kapan saja ia juga masih memikirkan nasib orang lain seperti gadis kecil tadi.
"Kenapa lo bisa punya pikiran kayak gitu? Sedangkan lo juga merasakan hal yang sama kayak yang dirasain Newa kan"
Gravitasi sontak menggeleng pelan " Gue nggak tau. Yang jelas gue kasian banget sama hidupnya. Tadi Newa keliatan bahagia banget kan waktu kita ada disana? Besok kesana lagi ya"
Bumi hanya bisa mengangguk saja sebagai jawaban. Jika terus seperti ini bagaimana bisa Bumi membuang jauh-jauh perasannya dari gadis yang berada dihadapannya ini. Semakin hari cintanya kepada Gravitasi semakin besar saja.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan Arion dan Langit yang baru saja masuk dengan tatapan tanpa dosanya.
"Kemana aja sih? Lama banget" Omel Gravitasi pada mereka berdua.
"Ada urusan dulu tadi" Jawab Langit dengan gaya songongnya.
Gravitasi menyelidik tajam ke arah mereka berdua seperti ada yang sedang disembunyikan.
"Kenapa liatinnya gitu? Gue colok ya mata lo" Arion mengarahkan tangannya ke depan wajah Gravitasi membuat gadis itu dengan segera memukul kasar tangan Arion yang berada di depan matanya.
"Anj.. Sakit. Kasar banget sih" Gumam Arion mengusap tangannya yang baru saja dipukul oleh Gravitasi. Badan saja kecil tapi kuatnya bukan main.
Bumi hanya terdiam memperhatikan mereka yang sibuk bertengkar dari tadi. Hingga Bumi melupakan kalau dirinya berencana akan pergi ke markas sore ini.
"Gue pamit pulang ya"
"Kok buru-buru amat? Mau kemana emang?" Tanya Langit pada Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]
Novela JuvenilSeorang Gadis yang bernama Gravitasi Aurorasia Lackenzie yang hidupnya yang sangat begitu rumit akhir-akhir ini. Timbul sebuah kesalahpahaman sejak adiknya meninggal. dirinya Menderita penyakit Leukemia sejak usia 7 tahun. Keluarganya merahasiakan s...