pukul delapan malam daniel keluar apartemen untuk membuang sampah saat ia kembali ke apartemen ia mendapati seorang kurir yang mengirimkan paket ada empat paket dan salah satu nya milik aurel
daniel menaruh rasa curiga pada paket untuk aurel, soal nya tidak ad nama pengirim nya, seperti saat aurel di teror dlu
ia ingin membuka paket milik aurel, tapi itu bukan nya akan melanggar privasi milik aurel, ya walaupun daniel adalah suami aurel tapi itu nama nya tidak sopan, daniel masuk ke dalam apartemen dan mendapati aurel sedang menonton tv di ruang tengah
"aurel, ada paket!" ucap daniel menaruh paket tersebut di hadapan aurel lalu berlalu menuju dapur meninggalkan aurel sendiri, tapi mata nya terus menatap aurel dari arah dapur, ia membiarkan aurel membuka nya sendiri
tapi aurel terlalu takut untuk membuka paket tersebut, ia masih trauma dengan kejadian tempo hari" pak!!" panggil aurel
daniel menoleh "bukain paket?" tebak daniel, aurel langsung mengangguk, daniel langsung berjalan mendekat ke arah aurel tak lupa membawa pisau untuk membuka paket tersebut,lalu duduk di dekat aurel
ketika akan membuka paket tersebut daniel mendapati bekas noda merah di sudut paket tersebut,
aurel yang melihat pergerakan daniel terhenti, membuat nya menaruh rasa curiga akan isi kotak itu "kenapa?,"tanya aurel
daniel berdehem lalu memutuskan untuk tidak membuka paket itu di depan aurel, aurel langsung saja menebak jika memang isi dalam kotak itu teror untuk nya
aurel menghela nafas nya" apa pengirimnya orang yang sama?" tanya aurel
"bukan" jawab daniel
"tau dari mana?"
"firasat"
aurel yang mendengar itu hanya tertawa"di pikir bapak itu cenayang yah"
daniel hanya berdecih lalu membawa kotak itu ke tempat sampah dekat tv
"kamu tidak usah khawatir, saya akan urus masalah ini"aurel terseyum simpul "mana bisa pak,coba deh bapak bayangin jadi saya, pasti bapak ngga bisa tidur"sahut aurel "gimana coba kalau peneror itu ngirimin saya santet, atau datang langsung untuk bunuh saya, atau lebih pa......"
"tidak akan"potong daniel, saat arah pembicaraan aurel sudah mulai melantur
"saya pastikan kamu akan aman""makasih loh pak, bapak udah merhatiin saya," tutur aurel "setidak nya saya ngga sendiri di sini" ucap aurel menundukkan kepala nya menatap ke arah kaki nya dengan pandangan kosong
daniel yang melihat aurel seperti itu lantas berdehem " ngomong ngomong.... saya pinjamin kamu"
aurel langsung mendongak menatap daniel" pinjamin apa pak?"tanya aurel
daniel berdehem canggung, sambil mengusap tengkuk nya,"pe..peluk.. barang kali kamu butuh"
canggung mengambil alih untuk beberapa detik ke depan sehingga suara tawa aurel pecah mengkikis suasana canggung yang menyelimuti mereka
aurel tak menyangka daniel akan mengatakan itu dengan wajah datar nya, aurel bingung mau senang atau kesal akan itu
tak terima di tertawakan aurel,daniel berdecih,ia sudah salah menawarkan itu untuk aurel, ia bersumpah tidak akan memberikan aurel belas kasih lagi, daniel yang hendak pergi dan menuju kamar nya, kedua lengan kecil tiba tiba melingkar di pinggang daniel,daniel hanya berdiri kikuk ia terlalu terkejut dengan pelukan yang di berikan aurel dari belakang nya
" kaya gini aja sebentar" ucap aurel menempelkan pipinya di punggung daniel yang terbalut kaos "makasih udah nawarin, saya emang butuh pelukan"
"saya pikir kamu ngga mau"celetuk daniel menatap lurus kedepan, ia masih merasa kikuk saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri rahasia Dosen tampan
Random"jangan sampai kamu cinta atau suka sama saya, karna saya tidak bisa bertanggung jawab soal itu"ujar daniel "segitu tak pantas nya saya ya? pak"ujar aurel bergetar ia berusaha untuk menahan tangisan nya Daniel yang mendengar ucapan aurel hanya dapa...