Kalian penasaran nggak sih, kenapa Dista yang diminta buat jadi asisten pribadinya Gasha? Jadi Dista ini emang biayain kehidupannya sendiri. Dari kecil ia dibesarkan di panti asuhan. Hingga akhirnya setelah lulus SMA dia memutuskan untuk hidup mandiri. Dista melakukan kerja apa saja untuk mengumpulkan uang agar bisa membayar kuliah. Mulai dari buruh cuci, jaga toko, ngajar privat, sampai jualan minuman di lampu merah juga sudah ia jalani. Namun Tuhan itu memang baik ya, selalu memberikan jalan untuk hamba-Nya yang sudah berusaha. Secara tidak sengaja Dista dipertemukan dengan mamanya Gasha. Kita sebut saja pertemuan itu sebagai takdir. Saat itu, mamanya Gasha hampir saja dicelakai oleh pencuri yang ingin mengambil tas beliau. Dista yang secara kebetulan melihat hal tersebut saat berjualan minuman pun segera menolong. Dengan kemampuan bela dirinya yang dia pelajari saat sekolah, Dista bisa dengan mudah mengalahkan pencuri tersebut. Mamanya Gasha sangat berterima kasih kepada Dista yang sudah menyelamatkannya.
Singkat cerita, mamanya Gasha tau jika Dista ini kuliah di tempat yang sama dengan anaknya. Melihat kondisi Dista yang harus bekerja keras untuk membiayai kuliahnya sendiri, membuat beliau terenyuh dan iba. Hingga pada akhirnya, Dista bisa mendapatkan beasiswa penuh dari kampus karena direkomendasikan oleh mamanya Gasha yang merupakan salah satu donatur tetap di kampus tersebut. Dan beberapa hari yang lalu, mama Gasha kembali menghubungi Dista. Beliau menawarkan pekerjaan kepada Dista untuk menjadi asisten pribadi anaknya yang akan pindah rumah. Ditawari dengan gaji yang lumayan serta disediakan tempat tinggal di sekitar kampus, membuat Dista tidak mungkin menolak. Mama Gasha percaya kalau Dista pasti bisa buat Gasha jadi lebih fokus ke kuliahnya. Awal bertemu Gasha, sebenarnya membuat Dista agak takut. Yaa kalian tau lah ya gimana pembawaan Gasha. Tapi dengan tekad pantang menyerahnya, Dista akan berusaha dengan maksimal untuk melakukan pekerjaannya.
Pagi ini Dista harus memberanikan diri untuk mengingatkan dan memastikan Gasha agar masuk kuliah. Dia pun mencoba untuk mendatangi rumah Gasha dan hal yang Dista dapatkan pastinya adalah penolakan.
"Lo ngapain lagi kesini sih? Ganggu aja." Dista langsung disambut dengan tidak ramah oleh Gasha.
"Kamu hari ini kan ada kelas, Ga. Kenapa belum siap-siap? Yaudah sekarang kamu siap-siap dulu ya, abis itu sarapan, terus kita berangkat ke kampus. Kebetulan aku juga ada kelas di jam yang sama." Meski tidak disambut dengan baik, Dista justru dengan sabarnya mencoba mengingatkan Gasha. Dia juga sampai bela-belain bikinin sarapan buat Gasha.
"Lo tuh tuli apa gimana hah? Gue kan udah bilang, Lo ga perlu ngatur-ngatur hidup gue. Lo tinggal bilang ke mama kalo gue rajin kuliah dan lo gaperlu urusin kehidupan gue. Yang penting lo tetep dapet bayaran dari mama dan kalo kurang gue tambahin asal lo gaperlu ngerecokin gue lagi. Yang lo mau itu uang kan?" Balas Gasha menohok hati.
"Aku emang orang miskin dan emang butuh uang buat menuhin kebutuhan. Tapi bukan berarti kamu bisa ngehina aku sesuka kamu Gasha. Aku kerja buat dapetin uang, aku nggak ngemis, dan aku bakal pastiin buat ngelakuin pekerjaan dengan maksimal. Terserah juga kamu mau ngomong apa, aku ga peduli." Sebenarnya Dista ingin menangis karena perkataan pedas Gasha. Tapi mau gimana lagi, dia butuh tambahan pemasukan. Selain untuk dirinya sendiri, dia juga kasih sebagian gajinya untuk sedikit membantu adik-adik di panti asuhan tempat ia dirawat. Meskipun tidak banyak, tapi setidaknya uang tersebut bisa mengurangi beban ibu panti untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di panti asuhan.
"Aku mohon banget sama kamu, pliss patuhin apa yang orang tua kamu minta. Sekarang kita berangkat kuliah yaa." Lanjut Dista memohon kepada Gasha.
Melihat mata Dista yang berkaca-kaca hampir menangis, membuat Gasha sedikit menyesali perkataannya. Hingga akhirnya dia mengalah dan mau berangkat kuliah bersama Dista. Emang ya, Gasha di luarnya doang kelihatan keras, tapi nyatanya hatinya gampang tersentuh. Setelah Gasha selesai bersiap-siap, mereka pun berangkat bersama. Sebenernya Gasha males harus satu mobil sama cewek yang baru dikenalnya ini, tapi dia memperbolehkan Dista berangkat bersama karena kasihan dan waktunya udah mepet sama jadwal kelas mereka. Perjalanan ke kampus butuh waktu kurang lebih 10 menit. Selama perjalanan suasana terasa sunyi dan canggung. Untuk memecah kecanggungan tersebut Dista mencoba membuka pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You (Park Gunwook x Pharita)✔️
FanficBertemu kamu adalah takdir terindah dalam hidupku Visualisasi Park Gunwook as Gasha Pharita as Dista