20. rahasia dan suara 🤫

196 91 157
                                    

Jangan lupa buat tinggalin jejak pake vote komen or follow ya🥰

____________________________________

Hanya orang yang bersyukurlah
yang bisa merasa cukup pada kehidupannya

-cukup kamu!-

____________________________________

"ke kantin yuk. Gue tlaktir," ajak Andra semangat, tapi hanya untuk ketiga temannya saja. Kalau sekelas nanti tekor banyak.

"Fia, itu Andra bukan sih?" tanya Regan sambil berbisik penuh curiga.

Fia menoleh. "Kenapa emangnya?"

"Kok jadi baik? Bikin takut aja. Dia gak habis jatoh terus geger otak terus kehilangan jati diri makannya sekarang baik, kan?"

Fia tertawa kecil mendengar itu. "Dia lagi seneng soalnya nanti sore Ayahnya mau ajak dia jalan-jalan," jelas Fia tersenyum tipis.

Di tengah-tengah perjalanan menuju sekolah, Andra memberitahu dirinya tentang hal itu. Dia bercerita dengan penuh keceriaan dan pancaran gembira dari binar matanya. Saat mendengar Andra akan bertemu lagi dengan Ayahnya dan bahkan di ajak jalan-jalan, Fia ikut merasa senang.

"Oh, begitu." Regan manggut-manggut, paham.

"Ayo ke kantin. Regan, Fia, Sea. Gue yang tlaktir," ajak Andra lagi. Ia menaik turunkan alisnya dengan cengiran lebar. Terlihat menyombongkan diri.

"Ayo kita habiskan uang Andra!" sorak Regan semangat dan menggebu-gebu.

"Kalian aja, gue males," kata Fia sambil mengambil buku novel dari tasnya.

"Fia mau nitip apa? Tenang, yang bayarin kan Andra."

"Makan sama air aja."

Regan memasang ekspresi melongo tak percaya yang nampak di buat-buat. "Kamu makan gak pake nasi? Tapi pake air?"

"Maksudnya gue nitip beli makan sekalian airnya," jawab Fia dengan wajahnya yang sedikit kesal.

Regan tertawa pelan. Ia hanya bercanda.

"oh gitu, okeh Fia." Regan mengacungkan jari jempolnya sambil tersenyum lebar.

Sea mengalungkan tangannya pada pundak Regan. "Ayok, Gan! Kita habiskan uang Andra sampe ludes!"

"Eh, eh, eh, itu tangannya. Gak boleh begitu, ya." Andra menarik tangan Sea yang bertengger pada pundak Regan.

Regan tertawa kecil. "Posesif, ya, kamu."

Andra sontak tertawa canggung sambil menggaruk leher belakang. Mereka pergi bertiga ke kantin dan meninggalkan Fia sendirian di kelas sambil membaca novel yang dulu ia pinjam.

Lama Fia menunggu, tapi Regan tak kunjung datang. Tangannya memegangi perut yang berbunyi. Ia sangat lapar sekarang. Rasa lapar membuat Fia lebih gampang kesal. Kenapa Regan tak kunjung datang?

"Ck! Si Regan kenapa lama banget? Kantin rame banget atau gimana?" sungut Fia mulai emosi.

BRUGH!

Mendengar suara keras dari arah luar, Fia menoleh ke arah pintu kelas yang terbuka. Berharap ia bisa tahu penyebabnya tanpa harus pergi mendekat karna ia merasa malas. Terdengar seperti ada seseorang yang jatuh dengan cukup kencang. Tapi siapa? Fia malas mengecek jad ia kembali membaca novel meski ada rasa penasaran tentang asal suara itu.

Tak berselang lama, ada seorang anak lelaki masuk ke kelas. Fia bisa melihatnya dari ekor mata. Ia menoleh guna melihat siapa itu, barangkali orang yang dari tadi ia tunggu kan? Regan maksudnya. Ia nunggu Regan buat makanannya aja kok, bukan orangnya.

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang