5. tersesat 😵

411 274 306
                                    

Cahaya pagi dari sang surya menyerobot masuk menembus benda bening berwarna putih sehingga rasa hangat menerpa wajah sang gadis cantik yang tengah tidur terlelap di bawah bungkusan selimut.

Suara berisik yang berasal dari alarm turut membuat tidur gadis itu terganggu hingga Memaksanya untuk membuka mata di susul dengan lenguhan kecil dari bibir mungilnya. Langit-langit kamar menjadi objek pertama yang ia lihat.

Menyingkap selimut yang menutup tubuhnya dan menaruhnya di samping badan. Langkah kakinya membawanya masuk ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri.

Setelah selesai mandi ia bersiap memakai seragam. Menuruni anak tangga dan berjalan ke arah dapur untuk sarapan dengan ayam goreng sebagai lauknya. Menaruh tas di samping kaki kursi dan makan.

"Sekolah yang rajin. Jangan jadi anak pemalas. Kamu harus bisa di banggakan seperti abang mu itu," ucap Dela selaku ibunya Fia. 

Fia hanya mengangguk dengan malas. Bosan sekali mendengar itu. Kenapa ia harus selalu di suruh seperti abangnya? Kenapa orangtuanya sendiri menyuruhnya untuk menjadi orang lain yang bukan dia sih? 

Sepanjang acara makan, Fia bisa melihat perlakuan Dela yang begitu baik pada abangnya  yang bernama Dafa. Sedangkan pada dirinya? Alah ... Fia hanya bisa berharap kalau untuk urusan itu.

Suara klakson dari arah luar terdengar hingga ke dalam rumah. Fia yang sudah selesai dengan makannya, lantas berdiri lalu menyalami punggung tangan kedua orangtuanya.

Fia berjalan santai menuju pintu. Setelah sampai di samping andra, Fia langsung saja mendaratkan bokong nya ke atas jok motor dan menyuruh andra untuk berangkat. Andra pun menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah fia.

ෆ╹ .̮ ╹ෆ

Setelah sampai di parkiran, mereka langsung turun. Berjalan di koridor melewati beberapa kelas lain yang terlihat hanya terisi beberapa anak, wajar saja, kan masih pagi.

Di tengah langkah mereka, mata mereka melihat sesosok lelaki tinggi yang sedang duduk di kursi kayu, sendirian.

"Itu si anak baru gak sih?" tanya Andra dari kejauhan kepada Fia yang juga tengah memperhatikan sosok itu.

"Iya kayaknya," jawab Fia setelah benar-benar bisa memastikan pengelihatannya.

"Ngapain dia di sana ya?"

"Gak tau." Fia mengangkat bahu sebagai bentuk respon dari tubuhnya.

Mereka tetap berjalan dengan santai. Setelah berada dekat dari  lelaki tadi yang ternyata Memang Regan mereka menghentikan langkahnya.

"Ngapain lo?" Fia bertanya dengan mata tertuju mengarah ke manik Regan.

Regan tersenyum, " nungguin kamu," jawabnya lalu berdiri.

"Nungguin Fia apa nungguin kita berdua?" tanya andra.

"Kalian berdua," jawab Regan.

"Ngapain nungguin kita? Lebih cepet kalo langsung ke kelas," tanya Andra lagi. Fia hanya mengangguk tanda setuju.

"Karna ingin."

"Oh gitu. Yaudah sini bareng ke kelas nya," ajak Andra yang di setujui Regan dengan  bibir tersenyum lebar, nyengir. Wajahnya terlihat imut saat melakukan itu.

Bohong. Yang sebenarnya terjadi adalah Regan lupa jalan menuju ke kelasnya. Oleh karna itu ia menunggu seseorang yang ia ingat satu kelas dengan nya dan rencananya ia akan mengikuti anak tersebut. Kebetulan Fia dan Andra sudah berangkat sekolah dan bagusnya mereka yang mengajak duluan.

Entah Regan yang belum di kenalkan tentang tempat-tempat di sekolah ini atau Regan nya saja yang lupa karna dia ini memang pelupa.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke kelas. Saat memasuki kelas, mereka melihat sea sudah duduk di bangkunya bermain hp.

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang