33. kayu putih sialalalan🌿

168 52 63
                                    

Aku akan benar-benar merasa di hargai kalau kamu mau pencet tombol
Vote, komen, atau bahkan follow...
____________________________________

Bel tanda istirahat ke dua sudah berbunyi.

Mereka sedang berada di kantin. Berlima bersama Reza yang tiba-tiba meminta untuk bergabung dengan iming-iming akan membayarkan apapun jajanan yang mereka beli karna ia bilang membawa uang banyak. Bahkan dengan sombongnya dia juga berkata, sanggup membeli semua dagangan di kantin tanpa membuat uang sakunya menjadi tipis.

Ucapan Reza yang seperti itu malah membuat mereka mendengus geli. Sombong sekali. Sea saja yang anak dari pengusaha ternama nampak biasa saja. Tidak berkoar-koar menyombongkan harta demi mendapat validasi. Tapi mereka setuju untuk mengajak Reza bergabung bersama. Karna, siapa sih yang bisa menolak tlaktiran?

Tapi, Reza memang sengaja melakukan itu semua. Reza punya rencana. Jika ia tidak bisa secara langsung menganggu Regan karna ada anak bernama Andra dan juga teman baru Regan yang lain, maka ia akan mendekati teman-teman Regan dan membuatnya menusuk Regan dari belakang.

Mendekati orang lain dengan uang dan bilang bahwa dia kaya agar orang lain merasa segan, itu adalah hal yang sedari dulu Reza lakukan demi mendapatkan teman. Ya, Reza jadi mempunyai banyak teman karna hal itu. Sekaligus membuat mereka menjadi bawahan untuk menuruti perintahnya dan ikut bergabung dalam menyakiti Regan. Tapi dengan pertemanan yang seperti itu, terkadang Reza merasa bahwa orang-orang itu bukan benar-benar menjadi temannya. Hanya tetap bersama demi uang dan segala tlaktiran yang Reza berikan.

Tapi, Reza pikir ia tak apa. Asalkan mereka tetap menuruti perintahnya. Meski itu membuatnya selalu merasa sendirian karna di kelilingi teman palsu tanpa satupun yang tulus. Dulu Reza punya satu teman. Orang yang bersamanya dan selalu berada di sisinya tanpa mengharapkan uang yang Reza miliki. pertemanan yang begitu asli. Tapi orang itu telah hilang. Terkadang Reza ingin pertemanan itu kembali. Tapi di sisi lain ia juga membenci orang  tersebut.

Pertanyaannya adalah, orang yang di maksud Reza itu siapa?

Andra duduk di samping Sea. Regan duduk di tengah-tengah antara Reza dan Fia. Hanya Fia dan Regan saja yang tidak menerima tlaktiran. Sedangkan Andra dan Sea sudah membeli banyak jajan, sengaja.

Regan terus menggenggam tangannya yang terasa dingin dan bergetar. Ia memang bilang bahwa dia sudah tidak takut lagi. Tapi trauma membuat reaksi tubuhnya berkata lain. Duduk di samping Reza itu sangat tak nyaman. Bahkan tanpa ia sadari keningnya sudah berkeringat dengan bibir yang pucat. Perutnya agak mual. Reaksi itu membuat Regan kesal. Bagaimana bisa Regan melawan Reza di kemudian hari jika duduk di sampingnya saja membuat Regan beraksi seperti ini.

Fia menyadari gelagat aneh Regan. Ia menarik satu tangan Regan, membuat lelaki itu menoleh. "Anterin gue ke perpustakaan. Cepetan!"

"Gue duluan, ya!" pamit Fia sambil menyeret Regan dari area kantin.

Saat jarak mereka sudah jauh dari area kantin, Regan nampak menghela nafas begitu lega.

Mereka sedang berjalan di koridor menuju ke kelas untuk mengambil buku terlebih dahulu sebelum akhirnya di kembalikan ke perpustakaan.

"Katanya udah gak takut. Kok pucet?" Fia meledek dengan senyuman jahil terbit di bibirnya.

"Soalnya kenangan yang dia kasih terlalu mengerikan sih. Aku belum bisa ngelupainnya."

"Ternyata sembuh dari trauma bisa sesulit ini." Suaranya berubah pelan.

Fia menepuk bahu Regan sambil memandanginya dengan senyuman tipis yang mengartikan rasa bangga,  "lo hebat udah bertahan."

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang