10. pendek!😝

314 185 204
                                    

Aku itu suka banget kalau karyaku ini di hargai sama kamu😋. Jadi ...
Minta vote, komen, atau bahkan follow, boleh gak nih? 🤔😉

____________________________________

Melihat ketiga anak itu yang  menghilang dari pandangannya, Dito mulai mengekor di belakang dengan langkah pelan. Dia mengambil jarak yang agak jauh. Baru saja beberapa langkah, Dito harus langsung menyembunyikan diri.

Regan menolehkan kepala dengan alis bertaut. Ia merasa di ikuti oleh seseorang. Tapi, setiap melihat ke belakang, dia tidak menemukan siapapun. Sosok itu selalu menghilang dengan cepat saat Regan berusaha memergokinya.

Gak papa kalau yang ngikutin orang. Lah, kalau hantu? Regan kan takut hantu.

"Kenapa, Gan?" tanya Andra membuat Regan langsung menatapnya.

"Ah, bukan apa-apa."

Mereka masuk ke dalam rak berisi cemilan.

Sedangkan Dito? Dia sedang mengatur degup jantungnya. Dia tidak ketauan Regan kan? Iyakan?

Dito berada di rak belakang ketiga anak itu. Lalu kepalanya muncul sedikit dari balik rak  untuk mengintai.

Fia, Regan, dan Andra tengah berjongkok untuk memilih makanan yang ada di rak paling bawah.

Jujur saja, Fia juga dari tadi merasa di ikuti oleh seseorang. Tapi, Fia tidak berani memberitahu mereka ataupun mencari tau siapa  orang yang terus saja membuntuti di belakang.

Fia iseng memperhatikan sekitar. Saat kepalanya terarah ke rak di belakang, ia bisa melihat kepala yang muncul lalu dengan gerakan secepat kilat langsung menghilang. Dengan perasaan takut dan jantung berdegup kencang, Fia mengalihkan pandangannya dari sana. Fia menatap makanan sebagai pengalihan.

Karna ikut terkejut, Dito malah terjatuh. Suara jatuh itu cukup keras hingga membuat ketiga remaja itu tersentak kaget.

Regan dan Andra menengok ke asal suara dan tidak melihat apapun.

Regan melirik ke arah Fia. Gadis itu nampak merapatkan tubuhnya dengan wajahnya yang ketakutan dan was-was.

"Regan, minimarket sini ada hantunya, ya?" tanya Andra sambil memeluk tubuhnya sendiri. Ia merinding.

"Enggak kok."

Entah kenapa, Regan merasa bahwa orang yang sedari tadi mengikutinya adalah Dito. Beberapa kali Regan bisa melihat siluet yang besar dan memakai pakaian pegawai. Pekerja di sini yang badannya agak besar hanya Dito saja.

"Aku pergi dulu, ya, sebentar aja," kata Regan kemudian berdiri.

"Oke," jawab Andra.

FIa hanya mengangguk.

Regan berjalan ke rak belakang dan memergoki Dito yang nampak mengelus pantatnya yang sakit.

Dito menatap wajah Regan dengan raut muka terkejut sekaligus panik. Dito lantas berdiri di hadapan lelaki itu.

"Dito, kamu dari tadi ngikutin aku, ya?"

Mendapat pertanyaan itu, Dito bingung harus menjawab apa.

"Em ... Ee ...." Dito terus bergumam hendak mencari alasan.

Regan tersenyum tipis sambil memegang bahu Dito, "kita keluar dulu, yuk?"

Dito menghela nafas kasar. Nampaknya dirinya memang sudah ketahuan. Tak ada artinya mengelak.

Mereka akhirnya keluar area minimarket dahulu supaya Fia dan Andra tidak bisa mendengarkan perbincangan dirinya dan Dito.

"Dito, aku tau kamu ngikutin aku. Kasih tau aku alasannya, ya?" kata Regan tersenyum tipis untuk menenangkan Dito.

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang